Jakarta, MINA – Liga Arab dan 31 negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Yordania, Aljazair, Bahrain, Indonesia, Mesir, Qatar, Arab Saudi, Suriah, UEA, dan lainnya, mengutuk Visi Israel Raya yang disampaikan pemimpin penjajah Zionis Israel Benyamin Netanyahu.
Hal itu dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan ancaman nyata terhadap keamanan serta kedaulatan berbagai negara Arab. Anadolu melaporkan.
Netanyahu menyatakan gagasan “Israel Raya” (Greater Israel), yang mencakup tidak hanya Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, tetapi juga wilayah-wilayah negara Arab tetangga seperti Yordania, Lebanon, Suriah, hingga Mesir.
Dalam wawancara dengan i24News, ketika diwawancarai tentang apakah ia merasa terhubung dengan visi tersebut, Netanyahu menjawab singkat: “Sangat terikat.”
Baca Juga: Turkiye Akan Sediakan Sistem Persenjataan untuk Suriah
Respons juga datang dari pejabat Palestina dan negara-negara Arab secara terpisah. Yordania menyebut pernyataan Netanyahu sebagai “eskalasi bahaya dan provokatif” yang nyata-nyata mengancam kedaulatan negara-negara Arab.
Mesir meminta klarifikasi atas pernyataan tersebut karena dinilai menentang aspirasi perdamaian.
Sementara itu, Arab Saudi mengutuk rencana kolonisasi dan perluasan wilayah yang digadang-gadang Tel Aviv.
Tak hanya itu, dalam statemen resmi, Liga Arab dan OKI memperingatkan bahwa visi tersebut mencerminkan niat ekspansionis dan agresif yang tak dapat ditoleransi, serta menyerukan dunia internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk mengambil tindakan tegas.
Baca Juga: Taliban Rayakan Empat Tahun Berkuasa di Afghanistan
OKI juga menekankan bahwa komentar rasis dari Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich yang menolak berdirinya negara Palestina dan mendukung aneksasi tanah hanya memperkuat kekhawatiran atas meningkatnya diskriminasi dan konflik.
Reaksi global terhadap perkembangan ini semakin kuat. Dalam konferensi tinggi PBB di Tanzania dua pekan lalu, lebih dari 125 negara mendesak diakui secara internasional keberadaan negara Palestina sebagai solusi dua negara, yang bertentangan dengan retorik Netanyahu.
Beberapa pemimpin G7 seperti Prancis dan Inggris juga mengumumkan akan mengakui Palestina. Namun Israel menolak deklarasi tersebut, dengan Netanyahu menyebut para pihak sebagai ‘pendukung terorisme’. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UEA Terjunkan Bantuan Melalui Udara ke-72 untuk Gaza