Kairo, MINA – Liga Arab, pada hari Jumat (13/12), mengeluarkan resolusi yang mengecam perebutan zona penyangga di wilayah Suriah oleh Israel, dengan mengatakan negara-negara Arab telah mendekati Dewan Keamanan untuk mengadakan sesi mengenai praktik Israel terhadap Suriah.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan, di bawah inisiatif Mesir dan negara-negara Arab lainnya, Liga Arab mengadakan pertemuan di tingkat delegasi tetap di kantor pusatnya di Kairo, untuk menyusun sikap Arab yang bersatu terhadap pendudukan baru Israel di lebih banyak wilayah Suriah. Anadolu Agency melaporkan.
Pertemuan tersebut menghasilkan resolusi yang mengutuk serangan Israel ke daerah zona penyangga Suriah dan daerah-daerah lain yang berdekatan, termasuk Gunung Hermon, menurut pernyataan Mesir.
Resolusi tersebut menganggap praktik Israel sebagai “pelanggaran terhadap perjanjian pelepasan antara Israel dan Suriah pada tahun 1974”.
Baca Juga: Rusia dan Iran Tandatangani Kerjasama Strategis
Pernyataan tersebut juga mengatakan Liga Arab mendesak masyarakat internasional untuk memaksa Israel mematuhi legitimasi internasional, khususnya resolusi PBB 497 tahun 1981, yang menuntut Israel untuk menarik diri dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Segera setelah jatuhnya Assad pada tanggal 8 Desember, tentara Israel merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah, tak lama setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan runtuhnya perjanjian pelepasan dengan Damaskus yang dipantau PBB.
Tentara Israel melancarkan ratusan serangan udara terhadap pangkalan militer, stasiun pertahanan udara, markas intelijen, gudang rudal jarak jauh dan pendek serta persediaan senjata di seluruh Suriah.
Sejak tahun 1967, Israel telah menduduki Dataran Tinggi Golan. Pada tahun 1974, perjanjian pelepasan antara Israel dan Suriah ditandatangani, yang menetapkan batas-batas zona penyangga dan menetapkan daerah demiliterisasi.
Baca Juga: Kebakaran Los Angeles Timbulkan Asap dan Debu Beracun
Bashar Assad, yang memerintah Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada tanggal 8 Desember setelah kelompok-kelompok oposisi menguasai Damaskus. Pengambilalihan tersebut terjadi setelah pejuang Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) merebut kota-kota utama dalam serangan cepat yang berlangsung kurang dari dua pekan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Teknis Mulai Datang ke Kairo Bahas Pelaksanaan Gencatan Senjata