
perbatasan
Mesir-Israel. (Foto: Meir Azulay)" width="300" height="211" /> Pengungsi wanita Sudan dan dua anaknya di perbatasan Mesir-Israel. (Foto: Meir Azulay)Sinai, 4 Safar 1437/16 November 2015 (MINA) – Setidaknya 15 pengungsi Sudan ditembak mati dan delapan lainnya cedera di wilayah Sinai Mesir, karena mereka dilaporkan berusaha masuk Israel.
Berbicara dengan tidak mau disebutkan namanya, pejabat keamanan Mesir mengatakan, para pengungsi tewas ketika terjebak dalam baku tembak antara pasukan keamanan dan penyelundup manusia pada Ahad (15/11).
Sebelumnya pada hari itu, para pejabat mengatakan, pasukan keamanan telah menembak warga Sudan saat mereka mendekati pagar perbatasan yang memisahkan Sinai dan selatan wilayah jajahan Israel.
Sebagian besar orang yang diselundupkan melalui Sinai adalah mereka yang melarikan diri dari kekerasan politik di Eritrea, Sudan dan Ethiopia. Mereka mempertaruhkan hidupnya untuk membuat perjalanan berbahaya mencari suaka di wilayah Palestina yang dijajah Israel.
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Menurut kelompok HAM, banyak yang telah ditembak oleh pasukan keamanan, kadang-kadang fatal, sementara yang lain telah disiksa oleh pedagang Mesir dan Sudan, demikian Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Gerry Simpson, seorang peneliti di Human Rights Watch (HRW), mengatakan, pembunuhan tragis pada Ahad itu bukanlah hal yang baru.
“Mesir memiliki catatan menembak pengungsi Afrika sub-Sahara yang tidak bersenjata ketika mereka mendekati perbatasan Israel,” kata Simpson.
“Kami meminta Mesir untuk mengakhiri kebijakan menembak ini dan menyelidiki mereka yang bertanggung jawab atas kematian ini,” ujarnya. (T/P001/R05)
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin