Oleh Irwan Amrullah, Staf Majelis Taklim dan Tadrib Jama’ah Muslimin (Hizbullah)
Membangun Keluarga Islami yang dirindukan Surga merupakan sesuatu yang sangat penting, hal ini apabila kita mengharapkan terwujudnya masyarakat yang Islami, harus diwujudkan dahulu keluarga Islami karena masyarakat adalah kumpulan dari keluarga dan keluarga Islami tumbuh dari individu Islami.
Keluarga bukan hanya tempat berkumpulnya suami, istri, dan anaknya. Namun, lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi dan peran penting menentukan nasib suatu bangsa. Sudah menjadi aksioma bahwa keluarga adalah sel hidup utama yang membentuk organ tubuh masyarakat.
Tentu setiap keluarga berharap dapat mewujudkan Keluarga Islami ideal, keluarga yang menjadi dambaan keluarga. Islam menaruh perhatian yang khusus terhadap perkara keluarga, seperti terdapat dalam firman Allah Subhanahu wata’ala.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan tangguh. Mereka tidak menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. (QS At-Tahrim [66]: 6)
Pembentukan keluarga tentu saja harus dimulai dengan akad nikah yang merupakan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam yang sangat suci, agung, dan sakral bahkan diistilahkan dalam Al-Qur’an dengan miytsaqon ghaliyzho atau perjanjian yang sangat kuat, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَكَيْفَ تَأْخُذُوْنَهٗ وَقَدْ اَفْضٰى بَعْضُكُمْ اِلٰى بَعْضٍ وَّاَخَذْنَ مِنْكُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًا
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Bagaimana kamu akan mengambilnya (kembali), padahal kamu telah menggauli satu sama lain (sebagai suami istri) dan mereka pun (istri-istrimu) telah membuat perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) denganmu? (QS An-Nisa [4]: 21)
Oleh karena itu, pernikahan dan Walimatul urusy harus dilaksanakan dengan ajaran Islam dan jangan dinodai dengan hal yang bernilai maksiat. Sesudah pernikahan berlangsung, kehidupan rumah tangga pun harus dijalani dengan sebaik-baiknya.
Dalam Islam, keluarga merupakan fondasi penting dalam kehidupan seorang Muslim. Keluarga Islami yang dirindukan Surga adalah keluarga yang dibangun dengan prinsip yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Berikut adalah lima cara membangun Keluarga Islami yang dirindukan Surga:
1. Menjaga Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Modal utama dalam membangun Keluarga Islami yang dirindukan Surga adalah menjaga ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah fondasi utama dalam membangun Keluarga Islami. Keluarga yang taat akan mendapatkan berkah dan petunjuk dari Allah Subhanahu wata’ala.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّـهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. (QS An-Nisa [4]: 59)
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ رَشَدَ
“Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah mendapatkan petunjuk yang jelas.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Keataan kepada Allah dan Rasul-Nya mencakup semua aspek kehidupan keluarga, mulai dari ibadah hingga interaksi sosial kemasyarakat. Ini adalah langkah pertama menjadi Keluarga Islami yang dirindukan Surga.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
2. Memperkukuh Rasa Cinta dan Kasih Sayang
Memperkukuh rasa cinta dan kasih sayang merupakan perekat dalam kekukuhan kehidupan rumah tangga, bila rasa cinta suami kepada istri atau sebaliknya telah hilang dari hatinya, kehancuran rumah tangga sangat sulit dihindari. Oleh karena itu, rasa cinta dan kasih sayang harus saling ditumbuhsuburkan atau diperkukuh, tidak pada masa awal menikah saja, tetapi hingga sampai lanjut usia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai seorang suami yang berhasil membagi dan menumbuhsuburkan rasa cinta kepada semua istrinya sehingga istri yang satu mengatakan dialah yang paling dicintai oleh Rasul, begitu juga dengan istri yang lainnya.
Membangun rumah tangga itu diibaratkan seperti kapal laut yang hendak berlayar, ketika pelayaran baru dimulai, suasana laut masih tenang dan damai, lama kelamaan ketika kapal itu sudah berlayar mencapai samudra lautan yang jauh, baru terasa ombak besar, angin kencang disertai badai menerpa, dalam kondisi seperti itu kekukuhan cinta dan kasih sayang suami dengan istri menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menghadapi dan mengatasi terpaan badai kehidupan rumah tangga.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenis dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS Ar-Rum [30]: 21)
3. Saling Mensyukuri, Menghormati, dan Menghargai
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
Untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang dirindukan Surga membutuhkan saling mensyukuri, menghormati, dan menghargai, suami menghormati istri dengan memberikan penghargaan yang wajar terhadap hal-hal baik yang dilakukan.
Mensyukuri pasangan berarti mengakui dan menghargai kepribadian, perasaan, dan kontribusinya terhadap rumah tangga. Hal ini menciptakan suasana yang damai dan penuh kasih sayang.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah nikmat-Ku kepadamu. Dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim [14]: 7)
Saling menghormati sangat penting dalam membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Prinsip kedua ini menciptakan suasana yang positif, memperkuat ikatan antara suami dan istri, serta mendukung kesejahteraan emosional dan spiritual keluarga.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagimu mewarisi wanita-wanita dengan paksa. Janganlah kamu menyusahkan mereka dengan maksud mengambil kembali dari mereka sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali jika mereka melakukan kekejian yang nyata. Bersikaplah terhadap mereka dengan cara yang sepantasnya. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah telah menjadikannya dalam kebaikan yang banyak. (QS An-Nisa [4]:19)
Menghargai kehadiran dan usaha pasangan berarti mengungkapkan rasa terima kasih atas semua yang mereka lakukan, baik besar maupun kecil. Hal ini memperkuat perasaan cinta dan pengertian, serta menciptakan hubungan yang lebih kuat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda dalam hadist:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam memperlakukan istri-istrinya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluarga.” (HR At-Tirmidzi)
4. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban
Setiap hubungan yang sehat memerlukan keseimbangan hak dan tanggung jawab. Ketika salah satu pihak hanya menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban, akan terjadi ketidakadilan dan kesalahan yang dapat merusak hubungan. Ketika salah satu pihak hanya berfokus pada menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban, akan terjadi ketidakadilan dan kesalahan yang dapat merusak hubungan.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
… Dan wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya secara ma’ruf. Akan tetapi, suami memiliki satu tingkat kelebihan atas istrinya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Baqarah [2]: 228)
Dalam rumah tangga, pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing sangatlah penting untuk membangun hubungan yang harmonis dan sehat.
5. Membangun Kerja Sama yang Baik dalam Segala Urusan Rumah Tangga
Membangun Keluarga Islami yang dirindukan Surga memerlukan kerja sama suami istri karena keduanya memiliki peran yang saling melengkapi dalam mewujudkan rumah tangga yang penuh keberkahan.
Sekurang-kurangnya ada tiga bentuk kerja sama suami dan istri yang harus dijalani, yakni kerja sama dalam mengatur ekonomi keluarga, kerja sama dalam mendidik anak agar mereka menjadi anak yang shaleh dan kerja sama dalam mengatur dan mengerjakan urusan sehari-hari di rumah. Keharusan kerja sama dalam hal-hal yang baik difirmankan Allah Subhanahu wata’ala:
..وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ….
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebenaran dan ketakwaan, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. (QS Al-Maidah [5]: 2)
Islam memandang pernikahan sebagai ikatan suci dan tanggung jawab bersama dalam menjaga keharmonisan serta membangun kehidupan yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala. Kerja sama itu memastikan bahwa setiap anggota keluarga menjalankan peran dan tanggung jawabnya sesuai ajaran Islam.
Akhirnya kita sadari bahwa membangun Keluarga Islami yang dirindukan Surga bukan perkara mudah, diperlukan usaha dan komitmen untuk menjalankan ajaran Islam secara konsisten, yaitu dengan menerapkan lima cara di atas dalam di kehidupan kita, semoga keluarga kita dapat menjadi keluarga yang dirindukan Surga. Semoga dengan usaha ini, kita semua memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Wallahua’lam Bissawab)
Mi’raj News Agency (MINA)