Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Terdapat lima cara menghormati tamu menurut Imaam Yakhsyallah Mansur saat menyampaikan nasihat pada apel pengamanan di kompleks Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Selasa malam (7/3).
Apel pengamanan kompleks pesantren Al-Fatah dilakukan untuk menyambut gelaran tabligh akbar dan Festival Sya’ban 1444 H yang akan dilaksanakan pada Rabu-Ahad (8-12/3) di Masjid An-Nubuwwah.
Menurut Imaam, yang pertama adalah dengan menunjukkan wajah yang ceria agar tamu merasa dihormati dan nyaman dengan sikap tuan rumah.
“Jangan sampai tamu datang kita sambut dengan muka cemberut, yang akan tamunya tidak betah, dia akan merasa tidak nyaman karena merasa tidak disambut oleh tuan rumah atas kedatangannya,” katanya di hadapan seluruh panitia.
Cara kedua, berbicara yang menyenangkan, “Tamu kalau diajak ngobrol yang asik-asik tentukan menimbulkan rasa senang sehingga secara psikologis menimbulkan pikiran positif dan tenang saat bertamu.”
Ketiga adalah dengan mendatangkan segala sesuatu yang membuat mudah tamu melakukan aktivitas seperti kebutuhan khusus tamu yang kita sediakan segala sesuatunya.
“Ada tamu tanya toilet di mana, lantas kita tunjukkan dengan isyarat, sehingga tamu bingung dan merasa sulit, tau-tau sampai ke sungai. Baiknya adalah antar hingga tempat yang ingin ditujunya, ini membuat tamu merasa bahagia dan dihargai kedatangannya,” tuturnya.
Cara keempat menurut Imaam, yaitu dengan menyediakan makanan yang layak, sehingga tamu merasa senang dengan apa yang disuguhkan.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Kita melihat pada kisah Nabi Ibrahim, beliau kalau ada tamu, pasti menyediakan masakan daging anak sapi atau anak kambing, karena memang rasanya yang enak sehingga tamu merasa senang ketika bertamu ke rumah Nabi Ibrahim,” jelas imaam.
Cara kelima yaitu mengajak tamu berbicara. Imaam Yakhsyallah menuturkan, cara ini menurutnya akan berdampak pada suasana hati tamu agar merasa nyaman dan tenang dalam bertamu kepada kita.
“Tamu jangan didiamkan, tapi disapa, diajak ngobrol, dibuat nyaman, karena kalau kita diamkan, dia bisa jadi tidak betah di rumah kita, dia akan banyak berada di luar rumah kita saat bertamu, tentu ini sikap yang tidak baik bagi si penerima tamu,” ucap.
Imaam menuturkan, lima cara tersebut merupakan pandangannya yang bisa ditambah menurut masing-masing orang. Namun lima hal tersebut lah yang menurut pandangannya penting untuk dilakukan sebagai cara dasar untuk iqromud dhuyuf (menghormati tamu).
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
“Ingat, cara-cara ini sedikit dari berbagai cara untuk menghormati tamu yang tujuannya tentu sesuai sunnah Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam sehingga mendatangkan rahmat Allah bagi keluarga penerima tamu, ataupun bagi yang bertamu,” tutupnya.
(L/R12)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.