Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima Kedudukan Anak Menurut Al-Quran

Admin - Jumat, 5 Agustus 2016 - 22:09 WIB

Jumat, 5 Agustus 2016 - 22:09 WIB

1710 Views ㅤ

Oleh: Shobariyyah Jamilah, Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Anak adalah rizki yang Allah tabaroka wa ta’ala berikan kepada setiap hamba dengan kehendak-Nya.

Rizki anak merupakan hal  yang tidak tenilai harganya. Rizki yang Allah subahanu wa ta’ala berikan ini harus disyukuri dengan  sebenar-benar rasa syukur, dengan mendidik sang buah hati yang Allah azza wa jalla berikan kepada kita menjadi anak-anak sholeh sholehah yang menghambakan setiap saat hanya kepada Dzat yang menciptakannya.

Kehadiran seorang anak adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami isteri. Kehadiran sang buah hati membawa kebahagiaan dalam rumah tangga yang membuat biduk rumah tangga menjadi lebih berwarna dan penyejuk dalam mengarungi  jalan kehidupan.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Anak adalah kehendak Allah tabaroka wa ta’ala, dalam penciptaannya terdapat ayat-ayat Allah tabaroka wa ta’ala membuat kita semakin yakin atas rububiyyah-Nya.

لله مُلكُ السَّماواتِ وَالأَرضِ يَخلُقُ ما يَشاءُ يَهَبُ لِمَن يَشاءُ إِناثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشاءُ الذُّكور أَو يُزَوِّجُهُم ذُكرانًا وَإِناثًا  وَيَجعَلُ مَن يَشاءُ عَقيمًا  إِنَّهُ عَليمٌ قَديرٌ

Artinya:  kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Asy-Syuura: 49-50)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

كُلُّ مَوْ لُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَة فَأبَوَاهُ  يُهَوِّدَانِهِ أَوْ  يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan diatas fithrah (bertauhid). Maka, kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR.Bukhori, no.1384 dan Muslim, no.2658, Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Berbicara soal anak, di dalam Al-Quran, anak dapat dikelompokkan kepada lima kedudukan :

1. Anak sebagai Ujian

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْر عَظِيمٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS. Al-Anfal [8]: 27-28)

Dalam ayat diatas menerangkan Allah azza wa jalla memerintahkan kepada kita semua sebagai hamba-Nya untuk tidak mengkhianati amanat-amanat yang diberikan termasuk anak yang Allah azza wa jalla taqdirkan.

Adanya sang buah hati yang menggemaskan terkadang membuat kita lalai dari mengingat Allah azza wa jalla, maka dari itu dalam QS. Al-anfal ayat 28 Allah azza wa jalla mengingatkan dan menjelaskan bahwa anak  dan harta termasuk fitnah, yang bermakna ujian dan cobaan dari Allah azza wa jalla kepada kita semua. Saat Dia azza wa jalla memberikan anak dan harta itu kepada kita supaya Allah azza wa jalla mengetahui mana hambanya yang bersyukur atas pemberian nikmat yang Allah azza wa jalla berikan ini.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

2. Anak sebagai perhiasan hidup dunia

 الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا  وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

Artinya : Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al Kahfi [18]: 46)

Sedangkan Az-ziinah merupakan kata masdar (dari kata kerja zanaa yaznii yang berarti berhias). Maksud kata ziinah dalam ayat ini adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik dan nilai lebih dimata manusia (Perhiasan).

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Dengan mengerti bahwa maksud dari kata pada ayat diatas : Harta dan Anak-anak adalah perhiasan dimana Manusia bisa mengambilnya sebagai perhiasan kehidupan duniawi dan saling berlomba-lomba dengan yang lainnya.

Di dalam ayat tersebut harta dan anak-anak disebutkan sebagai perhiasan karena (sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al-Qurthubi) harta mempunyai keindahan estetika dan manfaat yang bisa diambil oleh manusia, sedangkan anak-anak adalah sebagai kekuatan batin bagi keluaraga dan juga mempunyai manfaat yang bisa diambil.

3. Anak sebagai penyenang hati

Hal ini Allah jelaskan dalam surat Al Furqon ayat 74, yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita. Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya. Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

Tentu sebagai orang tua menginginkan agar anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota a’yun. Namun untuk mencapainya diperlukan keserisuan dan ketekunan orang tua dalam membina mereka.

4. Anak sebagai musuh

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ الَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. At Taghabun [64]: 14)

Istri dan anak bisa menjadi musuh disebabkan mereka telah  berbuat maksiat terhadap Tuhannya, tidak mentaati suaminya dan jauh dari melaksanakan perintah Allah dan RasulNya.

5. Anak sebagai Amanah

Hubungannya dengan tugas dan kewajiban orangtua, maka tipologi di atas menunjukkan besarnya peranan dan tanggung jawab orang tua (ibu dan bapak) dalam mengasuh dan mendidik anak, terutama agamanya sehingga terbentuk sebuah keturunan yang ideal (zurriyah thayyibah) atau anak saleh.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah

Firman Allah:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارً۬ا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡہَا مَلَـٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ۬ شِدَادٌ۬ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ (٦)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras; mereka tidak mendurhakai Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka  dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]:6).

Amanah anak yang Allah azza wa jalla berikan kepada orangtua harus ditunaikan dengan cara memberikan hak dan kewajiban anak, dari pemberian nama yang baik, makanan yang halal, dan yang lebih penting adalah pendidikan iman dan akhlak, dan doa serta harap dari orang tua yang menjadikan anak sebagai zurriyat (keturunan) yang sholeh dan menjadikan anak sebagai qurrota a’yun (penyejuk mata).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

Oleh sebab itu, agar dapat dianugerahi keturunan yang baik, baik dari segi intelektualitas maupun moralitas, maka terdapat sejumlah ayat alQuran yang penting untuk dibaca dan diamalkan. Sekurang-kurangnya selepas shalat wajib lima waktu.

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً  إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء

Artinya: Di antaranya adalah surah Ali Imran ayat 38 sebagaimana berikut, “Wahai Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Mengabulkan do’a.” (QS. Ali Imran [3]: 38). (T/P005/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Tausiyah