Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Ma’had Tahfidzul Quran DTI (Daarut Tarbiyah Indonesia) Bekasi, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Al-Quran adalah adalah satu-satunya kitab suci di muka bumi ini yang terjaga keasliannya hingga hari kiamat.
Hal ini seperti disebutkan di dalam Al-Quran :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Baca Juga: Peluncuran Kalender Hijrah Global: Langkah Strategis Menyatukan Umat Islam
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr [15]: 9)
Demikianlah, maka Al-Quran berfungsi sebagai pedoman hidup yang lurus bagi umat manusia agar hidup selamat dunia hingga akhirat.
Allah menyebutkan di dalam ayat-Nya :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Baca Juga: Kutukan Dekade ke-8, Isyarat Runtuhnya Negara Yahudi
Artinya : “Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS Al-Isra [17]: 9).
Paling tidak ada lima kewajiban kita sebagai orang beriman terhadap Al-Quran.
Kewajiban Pertama, membaca Al-Quran atau At-Tilawah.
Mengapa kita wajib membaca Al-Quran? Ya karena Al-Quran adalah pedoman hidup kita dan berpahala jika membacanya.
Baca Juga: Bila Mata Tak Terjaga, Hati Bisa Ternoda
Karena itu, membaca Al-Quran dengan benar adalah fardhu ‘ain, wajib untuk setiap Muslim.
Di dalam hadits disebutkan:
.عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ »
Artinya : dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah. shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Baca Juga: Kesewenang-wenangan Pendirian Gereja: Fakta, Realita, dan Suara Umat yang Terpinggirkan
Kewajiban Kedua, menghafal Al-Quran atau Al-Hifzu.
Mengapa Al-Qur’an wajib dihafal? Sebab apabila tidak dihafal tentu akan sulit untuk mengamalkannya. Misalnya ketika kita shalat, tentu harus hafal Al-Fatihah dan surat-surat pendek atau ayat-ayat pilihan.
Bagi yang mampu menghafal keseluruhan Al-Quran, alhamdulillah masya Allah. Bagi kita yang belum ya kita coba sedikit-sedikit.
Sebab di akhirat nanti kita akan diangkat derajatnya oleh Allah antara lain dengan jumlah hafalan Quran.
Baca Juga: Boikot Zionis Israel, Aksi Damai yang Mematikan
Seperti disebutkan di dalam hadits yang artinya, “Dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta bacalah secara tartil. Sebagaimana Anda membaca tartil di dunia. Karena kedudukan Anda di ayat terakhir yang Anda baca.” (HR Tirimizi).
Pada hadits lain disebutkan yang artinya: “Perumpamaan orang yang membaca Al-Quran sementara dia telah menghafalkannya. Maka bersama para malaikat yang mulia. Dan perumpamaan yang membaca dalam kondisi berusaha keras (belajar membacanya) maka dia mendapatkan dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kewajiban Ketiga, memahami atau mentadaburi kandungan isi Al-Quran.
Allah menyebutkan di dalam Al-Quran :
Baca Juga: Pesan Dari Jantung Blokade: Ketika Debu Perang Tak Mampu Redam Keimanan di Gaza
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Artinya : “Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisa
[4]: 82).
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Artinya : “Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad [47]: 24).
Baca Juga: Selat Hormuz: Urat Nadi Energi Dunia dari Jantung Teluk Persia
Kewajiban Keempat adalah mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Allah berfirman:
اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ ۗ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
Artinya : “Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian dan janganlah kalian mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (daripadanya).” (QS. Al-A’raf [7]: 3).
Baca Juga: Dari Bandung Menuju Al-Aqsa: Tadabbur Qs. Al Anfal Ayat 45-56 dan Spirit Perjuangan
Bahkan akhlak kita sehari-hari sebagai pengikut Rasul adalah Akhlak Al-Quran.
Kewajiban Kelima, adalah mendakwahkan Al-Quran kepada umat manusia. Yaitu dengan menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin melalui perkataan, perbuatan, media, tulisan dan sebagainya.
Allah menyebutkan di dalam ayat:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Baca Juga: Kata Situs Formula E tentang Jakarta
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS Al-Anbiya [21]: 107).
Inilah kewajiban kita mendakwahkan Al-Quran yang mengajarkan persatuan dan kesatuan, perjuangan, keadilan dan kejujuran, serta kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh alam.
Smoga kita dapat mengamalkannya. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (A/RS2/)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dari Bandung untuk Al-Aqsa, Tabligh Akbar Menyatukan Umat dalam Ukhuwah dan Perjuangan