Stockkhlom, 2 Jumadil Akhir 1436/22 Maret 2015 (MINA) – Negara-negara kaya di kawasan Timur-Tengah mengambil langkah memperkuat militer untuk perang melawan Negara Islam (ISIS).
Menurut data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), ekspor militer untuk negara-negara yang tergabung salam Dewan Kerjasama Untuk Negara Arab di Teluk (GCC), beberapa di antaranya terlibat memerangi ISIS, telah melonjak hingga 71% dalam empat tahun terakhir.
Business Insider yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Ahad, beberapa persenjataan berat yang dibeli Arab Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Bahrain untuk melawan ISIS.
Di awali dari Pemerintah Qatar yang baru-baru ini membeli sebanyak 24 helikopter serang tipe AH-64E ‘Apache’ dari jenis Boeing, salah satu yang terbesar milik Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu. Sebelumnya, Qatar juga telah membeli 500 rudal anti-tank Javelin dari AS pada 2014 lalu, yang tahun sebelumnya sekitar 100 rudal dengan tipe sama dibeli oleh Oman.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Berlanjut ke Paris, Perancis dalam tahap akhir melakukan negosiasi dengan Qatar untuk menjual sebanyak 36 jet tempur jenis Rafale, salah satu jet tempur di dunia yang paling modern.
Arab Saudi dan Qatar juga telah mengeluarkan miliaran dolar memperkuat pertahanan udara mereka dengan membeli rudal patriot PAC-3 dari AS.
Pada Desember tahun lalu, Lockheed Martin, sebuah produsen pesawat yang dibentuk pada 1995 dengan merger dari Lockheed Corporation dengan Martin Marietta, bermarkas di Bethesda, Maryland dan mempekerjakan sekitar 135.000 orang di seluruh dunia, telah menyetujui kontrak dengan Arab Saudi untuk sistem peluncur rudal Angkatan Laut AS kelas cruiser.
Sejak tujuh tahun lalu sampai sekarang, Pemerintah Saudi masih menerima beberapa unit pesawat tempur model Eurofighter Typhoon, sebuah pesawat tempur multi peran sayap delta dan sayap kanard bermesin ganda super lincah, yang dirancang dan dibuat oleh sebuah konsorsium negara-negara Eropa pada 1983 lalu. Mereka telah menggunakannya untuk melawan ISIS.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Lebih lanjut, Arab Saudi ingin membeli 200 tank tempur canggih Leopard 2A7. Pada awalnya, anggota parlemen Jerman melarang penjualan, tapi kemudian sikap mereka berubah.
Sementara di sisi yang lain, Uni Emirat Arab (UEA) lebih memilih untuk berinvestasi dengan membeli jet tempur F-16 dari AS. Mereka telah menggunakan untuk melawan ISIS. Selain itu, UEA juga sedang mencoba untuk membeli delapan drone pembunuh dari AS, proses jual-beli saat ini sedang menunggu langkah terakhir dari persetujuan.
Beralih ke Irak, pada musim panas 2014, Irak mulai meningkatkan pembelian lima ribu Hellfire Missile senilai lebih dari 700 juta Dolar AS.
Pada awal 2015, AS menjual enam tank M1 Abrams ke Irak, menggantikan tank yang rusak dan hancur oleh kelompok bersenjata ISIS. Irak sejak tahun lalu juga telah membeli helikopter serang jenis MI-28 ‘Night Hunter’ buatan Rusia.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sumber-sumber AS mengatakan, Yordania tengah menjajaki untuk membeli Joint Direct Attack Munition (JDAM), salah satu rudal paling cerdas, mencapai jangkauan jelajah hingga 15 Mil (28 KM), yang mengkonversi bom konvensional menjadi rudal kendali.
Sementara di lain pihak, Bahrain juga sedang memperkuat militer mereka dengan membeli hingga 100 rudal anti-tank 9M133 Kornet. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza