Suriah, MINA – Israel telah melakukan serangan udara di Bandara Internasional Damaskus Suriah dan posisi lain di selatan ibukota. Serangan itu menewaskan lima tentara dan menyebabkan kerusakan material, kata Kementerian Pertahanan, Ahad (17/9).
Dalam sebuah pernyataannya, Kementerian Pertahanan itu mengatakan pasukan udara Suriah mencegat serangan itu dan berhasil menjatuhkan sebagian besar rudal, seperti dikutip dari Aljazeera.
Belum ada konfirmasi apakah serangan itu telah memengaruhi operasi penerbangan di Bandara Damaskus.
Kementerian Pertahanan mengatakan di situs webnya bahwa serangan itu diluncurkan sekitar pukul 00:45 waktu setempat (21: 45 GMT) dengan rudal ditembakkan dari udara arah timur laut danau Tiberias, menargetkan bandara dan target lain di selatan kota.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
“Agresi itu menyebabkan kematian lima tentara dan beberapa kerusakan material,” kata Kantor Berita Resmi Suriah Sana mengutip sumber militer.
Israel telah mengintensifkan serangan di bandara Suriah dengan alasan bahwa mereka ingin mengganggu peningkatan penggunaan rute pasokan udara Teheran untuk mengirimkan senjata ke sekutu di Suriah dan Lebanon, termasuk Hizbullah, sumber diplomatik dan intelijen regional mengatakan kepada Reuters.
Menurut sumber lain, sebulan lalu, tiga tentara tewas akibat serangan rudal Israel di pedesaan sekitar ibukota Damaskus dan selatan Provinsi Tartous pesisir.
Pada bulan Juni, serangan udara Israel membuat bandara Damaskus tidak beroperasi selama hampir dua minggu.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Dalam sebulan terakhir, serangan Israel telah dua kali menargetkan Bandara Aleppo.
Sementara Israel jarang berkomentar tentang serangan individu, mereka telah mengakui melakukan ratusan di Suriah yang dikatakan perlu untuk mencegah saingan regional Iran mendapatkan pijakan di depan pintunya.
Teheran menganggap transportasi udara sebagai sarana yang lebih andal untuk mengangkut peralatan militer ke pasukannya dan pejuang sekutunya di Suriah, menyusul gangguan transportasi darat di tengah perang saudara yang berkelanjutan.
Ratusan ribu orang telah tewas dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal sejak protes terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad pada tahun 2011 yang berkembang menjadi konflik sipil.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Seperti dipahami publik, konflik Suriah itu akhirnya menarik kekuatan asing dan meninggalkan Suriah yang diukir menjadi zona kontrol bagi yang bersaing.(T/RS3/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir