Kabul, 12 Sya’ban 1435/11 Juni 2014 (MINA) – Lima prajurit asing dilaporkan tewas di Afghanistan selatan, Selasa, namun pasukan koalisi pimpinan NATO tidak menyebutkan penyabab kematian yang terjadi menjelang dilakukannya pemungutan suara tahap kedua untuk pemilihan presiden Afghanistan itu.
Sedangkan Jubir Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) mengatakan saat ini sedang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut, demikian Word Bulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Sementara seorang juru bicara militan pejuang Taliban, Qari Yousuf Ahmadi mengatakan, gerilyawan telah menyerang pasukan asing di provinsi Zabul selatan.
Ahmadi, mengatakan para pejuang telah menyerang pasukan asing dan ketika datang bantuan helikopter justru tak sengaja menyerang pasukan mereka sendiri.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Sebelumnya, militan Taliban juga telah menyerang sebuah konvoi kendaraan NATO yang membawa pasokan untuk pasukan pimpinan Amerika di Provinsi Nangarhar, Afghanistan Timur.
Setidaknya 25 kendaraan dibakar semalam ketika para penyerang, yang dipersenjatai dengan senjata api dan sabuk peledak, menyerang truk di sebuah terminal di kota Jalalabad. Tiga penyerang dan dua pasukan keamanan Afghanistan dilaporkan tewas dalam baku tembak yang diikuti. Saksi mata mengatakan beberapa pengemudi truk juga kehilangan nyawa mereka.
Militan Taliban sering menyerang truk yang membawa pasokan ke pasukan pimpinan Amerika di Afghanistan.
Taliban telah berjanji akan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan dalam upaya merongrong pemerintah dukungan Barat, sementara pasukan tempur asing bersiap-siap ditarik pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Kelompok ini juga memperingatkan untuk menargetkan semua pekerja pemilu, aktivis , penelepon, aparat keamanan dan kantor-kantor di seluruh negeri.
Taliban menganggap pemilu adalah cara kotor terbaru dari para penjajah, khususnya Amerika untuk menciptakan kepala negara yang tampaknya seorang Afghan tetapi akan memiliki mentalitas, visi, perbuatan, keyakinan dan cita-cita Amerika sementara secara terbuka bertentangan dengan ajaran agama Islam yang jelas.
Menurut Taliban pemilu merupakan metode tidak langsung untuk memperpanjang kehadiran dan pendudukan mereka di Afghanistan setelah mereka gagal menduduki negeri itu melalui invasi militer langsung.
AS dan sekutunya menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 sebagai bagian dari apa yang disebut perang melawan teror. Serangan itu telah menyingkirkan kelompok Taliban dari kekuasaan, namun negara tersebut sampai saat ini masih dicengkeram oleh ketidakamanan.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Saat ini ada lebih dari 50.000 tentara asing di Afghanistan, termasuk sekitar 33.000 tentara AS. (T/P07/EO2 )
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon