Ramallah, 21 Rajab 1438/18 April 2017 (MINA) – Ribuan tawanan Palestina di dalam penjara Israel, Senin (17/4) menggelar aksi mogok makan secara besar-besaran, bersamaan dengan hari tawanan Palestina.
Pusat Informasi Palestina (Palinfo) yang dikutip MINA, Selasa (18/4), mengungkapkan sejumlah tuntutan para tawanan yang sedang melakukan aksi mogoknya secara massal di dalam penjara Israel.
Pertama, perbaiki telepon umum yang ada di penjara bagi para tawanan Palestina, agar mereka bisa berkomunikasi dengan keluarganya
Kedua, dalam hal kunjungan, tawanan menginginkan agar diperbolehkannya kunjungan kerabat dekat dan dari tawanan lainya, tambahan waktu kunjungan dari 45 menit menjadi satu setengah jam, dan diperbolehkan foto-foto dengan anggota keluarga setiap tiga bulan sekali.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ketiga, dalam hal kesehatan, tawanan menuntut ditutupnya rumah sakit penjara Ramallah karena sudah tidak layak lagi untuk menampung orang sakit ataupun berobat, baik kelayakan fasilitas maupun penanganan oleh para dokternya.
Keempat, interogasi harus dengan memperhatikan kebutuhan dan tuntutan tawanan perempuan Palestina. Baik dengan kendaraan khusus atau pertemuan langsung, bukan pada sela-sela kunjungan kerabat.
Kelima, dalam hal transportasi, harus diperhatikan kondisi kemanusiaan saat mengangkut tawanan dari satu penjara ke penjara lainya.
Badan Tinggi Tawanan Hamas mengumumkan dukunganya secara penuh terhadap aksi tawanan demi martabat dan kebebbasan yang telah dirampas Israel. Selain untuk membela kehormatan para tawanan dan kebebasan mereka.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dalam keteranganya disebutkan, aksi para tawanan di penjara Hadarem ini juga diikuti berbagai faksi perlawanan. Saat ini sedikitnya ada 6500 tawanan di penjara Israel, 58 diantaranya perempuan, 300 tawanan anak-anak, dan 1800 tawanan dalam kondisi sakit. (T/R06/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon