Jakarta, MINA – Ketua Dewan Pers Josep Adi Prasetyo mengimbau insan media untuk tetap mengedepankan sikap profesionalismenya dalam meliput aksi-aksi teror yang akhir-akhir ini kerap terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Hal itu disampaikannya usai menjadi salah satu pembicara pada Forum Merdeka Barat (FMB 9) bertema “Cegah dan Perangi Aksi Teroris” di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), di Jakarta, Rabu (16/5).
“Kita harus hati-hati. Kami mengingatkan temen-temen media, jangan terlalu over dosis di dalam pemberitaan. Tidak maksud meminimalisir, tapi meningkatkan profesionalitas dan ketaatan pada kode etik jurnalistik,” ujar Josep.
Ia mencontohkan, misalnya ditemukan sebuah kardus di tempat tertentu. Maka, kata dia, jangan sampai yang muncul adalah gambar anggota TNI mengepung kemudian gambar tindakan pemblokiran oleh polantas supaya tidak boleh lewat dan seterusnya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Padahal di dalam kardus itu isinya mungkin Indomie. Sering kali orang memberitakan amuknya, kepanikan masyarakat, tapi tidak tau apakah kepanikan itu bersumber kepada persoalan yang jelas atau tidak. Kalau yang tidak jelas, masyarakat sudah panik. Jangan seperti ini lah,” katanya.
Josep juga mengimbau wartawan untuk mengikuti aturan peliputan tindakan terorisme sebagaimana surat edaran yang pernah dikeluarkan Dewan Pers pada 2015 lalu. Salah satunya adalah dengan mengambil jarak tertentu dan tidak berkerumun di dekat lokasi terjadinya aksi teror.
Imbauan Josep berkaca pada peliputan teror bom Thamrin pada 2016 lalu di mana saat itu puluhan awak media dan masyarakat umum melihat dari jarak yang dekat lokasi terjadinya aksi teror.
“Kalau meliput juga jangan terlalu dekat. Selain untuk keselamatan temen wartawan, juga untuk memudahkan aparat kepolisian dalam menjalankan tugasnya,” kata dia. (L/R06/P1)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)