Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Duta Al-Quds Internasional
Pendahuluan
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya [21] : 107).
Di dalam Tafsir Al-Mukhtashar, Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram, menjelaskan ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam sebagai rahmat bagi semua makhluk, disebabkan mulianya sifat Nabi berupa rasa komitmen dan tekad untuk memberikan petunjuk kepada manusia dan menyelamatkan manusia dari azab Allah.
Landasan dakwah menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin ini memacu kita sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam untuk terus meningkatkan potensi, kompetensi dan kualitas diri melalui Budaya Literasi.
Ini merupakan amanah dari perintah pertama pada ayat yang pertama kali Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam, “Iqro’ bismi robbikalladzi kholaq”. Surat Al-‘Alaq ayat pertama, yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan”.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Budaya Literasi
Allah memerintahkan kita sebagai manusia, makhluk termulia, untuk membaca. Membaca tentu bukan sekedar mengeja, membunyikan huruf, kata hingga kalimat, seperti anak yang baru belajar membaca. Namun bisa dimaknai lebih luas lagi, yakni mempelajari, meneliti (research, bukan hanya search), menganalisis dari satu fenomena ke fenomena lainnya, terhadap apa saja yang telah Allah ciptakan.
Iqro’ di sini bukan hanya membaca ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah). Namun juga ayat-ayat-Nya yang tersirat di alam semesta (kauniyah).
Membaca di sini harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia, karena Allah, demi mengharapkan Ridha Allah. Maka, tujuan membaca dengan berbagai turunannya adalah sebagai referensi untuk disampaikan kepada manusia berupa informasi atau ilmu yang bermanfaat, semata-mata untuk mengharap ridha-Nya. Sehingga menjadi amal shaleh yang terus mengalir pahalanya.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
Apalagi kini era digital, semua informasi serba ada di dunia maya, tinggal klik di handphone kita. Jika kita menghayatinya dalam dunia dakwah dan perjuangan keumatan, ini merupakan bagian dari karunia Allah. Dengan kemampuan literasi digital, menggunakan alat tulis berupa lap top, komputer, atau android, kita bisa menuliskan apa-apa yang kita temukan, berdasarkan pemikiran, memeras otak, mengolah rasa, memberi intuisi dan inspirasi.
Sehingga lahirlah tulisan-tulisan terbaik yang dapat dibaca oleh orang lain dan generasi berikutnya. Dengan dibaca oleh orang lain, maka ilmu itu dapat terus dikembangkan dari genetrasi ke generasi . Dengan demikian, manusia dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum diketahuinya, artinya ilmu itu akan terus berkembang. Demikianlah besarnya fungsi baca-tulis, sebagai hasil dari Iqro’.
Inilah budaya Literasi Digital sekaligus Literasi media yang harus terus kita tumbuh-kembangkan di kalangan umat, terutama generasi muda kita. Terlebih dalam dunia pendidikan, literasi digital bermakna kemampuan pelajar menggunakan media digital secara etis dan bertanggung jawab untuk komunikasi dan memperoleh informasi. Sehingga para pelajar kita akan dapat memilih dan memilah informasi yang beredar di dunia internet, yang tidak sedikit diisi dengan berita palsu (hoax), ujaran kebencian (hate speech), pornografi, kekerasan dan penipuan online.
Literasi digital dalam dunia pendidikan adalah kemampuan pelajar menggunakan media digital secara etis dan bertanggung jawab untuk komunikasi dan memperoleh informasi.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Siswa yang memiliki budaya literasi digital yang baik akan dapat memilih dan memilah informasi yang beredar di dunia internet, yang tidak sedikit diisi dengan berita palsu (hoax), ujaran kebencian (hate speech), pornografi, kekerasan, & penipuan.
Dakwah via Media
Selanjutnya, tantangan sekaligus peluang adanya dunia maya media internet ini dapat dimaksimalkan untuk dakwah menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Prinsip dakwah media ini antara lain termaktub di dalam ayat :
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl [16] : 125).
Ayat ini menyerukan Rasul dan orang-orang yang mengikuti Rasul, agar mengajak umat manusia kepada agama Allah dan jalan-Nya yang lurus dengan cara bijaksana sesuai Al-Quran dan As-Sunnah.
Dalam implementasinya pun hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan audiens, dan memberikan masukan kepada manusia dengan konstruktif, yang akan mendorong manusia menyukai kebaikan dan menjauhkan mereka dari keburukan.
Dalam hal ini muncullah istilah, meminjam pernyataan Ketum MUI periode 2020-2025, KH Miftachul Akhyar, “Dakwah itu merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela.”
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Jikapun dalam dakwah itu harus berdebat, maka debatlah dengan argumentatif berdasarkan referensi data yang kuat dan terbaik. Kewajiban Rasul dan kita para juru dakwah, baik melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan, hanyalah menyampaikan dengan sejelas mungkin (balaghul mubin). Adapun hidayah itu ranahnya Allah semata. Allah lebih mengetahui siapa saja yang sesat dari jalan-Nya, dan Allah lebih tahu siapa orang-orang yang akan mendapatkan hidayah.
Kekuatan Kata-Kata
Setidaknya ada 6 (enam) prinsip Komunikasi Dakwah dalam Al-Quran, bagaimana berdakwah dengan kata-kata, dengan lisan maupun tulisan :
1) Qoulan Sadida : Kata-kata yang benar, jujur, tidak bohong dan tidak berbelit-belit. (QS An-Nisa [4] : 9).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
2) Qoulan Baligha : Kata-kata yang tepat, mengenai sasaran dan memberi kesan pada jiwa. (QS An-Nisa [4] : 63).
3) Qoulan Layyina : Kata-kata dengan bahasa lemah lembut. (QS Thoha [20] : 44).
4) Qoulan Maysura : Kata-kata yang mudah dipahami. (QS Al-Isra [17] : 28).
5) Qoulan Ma’rufa : Kata-kata yang baik. (QS Al-Ahzab [33] : 32).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
6) Qoulan Karima : Kata-kata yang mulia. (QS Al-Isra [33] : 23).
Begitulah kekuatan kata-kata (words have power), yang dapat mengkristalkan persepsi yang membentuk keyakinan, mendorong perilaku, dan pada akhirnya menciptakan peradaban dunia.
Terkait dengan kekuatan pikiran dan kata-kata, Margareth Tatcher, wanita pertama sebagai Perdana Menteri Inggris (1979-1990) , “Watch your thoughts, for they will become actions. Watch your actions, for they’ll become habits. Watch your habits for they will forge your character. Watch your character, for it will make your destiny.” (Awasi pikiran Anda, karena itu akan menjadi tindakan. Perhatikan tindakan Anda, karena itu akan menjadi kebiasaan. Perhatikan kebiasaan Anda karena mereka akan menempa karakter Anda. Awasi karakter Anda, karena itu akan membuat takdir Anda).
Jihad Literasi
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Dalam bahasa perjuangan berjama’ah, maka budaya literasi menjadi bagian dari keaktifan kita dalam segala aktivitas Al-Jama’ah. Sehingga pola pikir, tindakan dan kebiasaan kita seiring dengan arahan dan amanah dalam Jama’ah, dan menjadi bagian dari lingkaran Al-jama’ah, atau luzumul jama’ah.
Inilah jihad di jalan Allah yang merupakan puncak dari amaliah kita, sebagaimana disebutkan di dalam hadits :
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Artinya : “Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad.” (HR At-Tirmidzi).
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Pada hadits lain disebutkan :
جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ
Artinya : “Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian.” (HR Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ahmad).
Terlebih sekarang era digital, waktu di mana Teknologi Informasi yang melintasi batas dan waktu, menjadi andalan utama dalam berbagai kegiatan, organisasi dan perjuangan.
Data Indonesia menunjukkan, jumlah penguna internet di dunia pada tahun 2022 mencapai 5,3 miliar orang. Ini berarti 66% populasi penduduk dunia telah menggunakan internet. Sedangkan pengguna internet di Indonesia, mencapa 212 juta atau sekitar 77% penduduk Indonesia.
Dari sekian banyak pengguna internet smartphone di dunia, orang Indonesia berada di posisi pertama kategori pengguna dengan durasi screen time paling tinggi di dunia. Baru kemudian disusul penduduk Brazil, Arab Saudi, Singapura dan Korea Selatan. Durasi penggunaan internet orang Indonesia pun cukup tinggi, yakni rata-rata penduduk Indonesia yang mempunyai handphone terkoneksi ke internet, menggunakan internet selama 5,4 jam per hari. Baik itu untuk membaca informasi, menonton youtube, game online, jualan online, hingga bermedsos.
Peran Kantor Berita MINA
Ini merupakan lahan dakwah media online, dalam hal ini Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) beralamat minanews.net, terbit dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris). Alhamdulillah, sebagian besar wartawan MINA saat ini sudah memiliki Sertifikat Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dari Dewan Pers.
MINA (Mi’raj News Agency) didirikan oleh tiga lembaga, yaitu Jaringan Pesantren Al-Fatah Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dan Radio Silaturahim (RASIL).
MINA (Mi’raj News Agency) dalam bentuk permulaan (soft launching) diluncurkan pada Hari Raya Idul Adha, Jumat 10 Dzulhijjah 1434 H/26 Oktober 2012 M, di Masjid At-Taqwa Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, oleh Imaamul Muslimin Muhyiddin Hamidy.
MINA (Mi’raj News Agency) secara resmi (Grand Launching) diluncurkan oleh Ketua DPR-RI Marzuki Alie dan Pemimpin Umum MINA, Muhyiddin Hamidy di Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (18/12/2012).
Adapun Para Pendiri MINA (founding fathers), yaitu : H.Muhyiddin Hamidy (1933-2014), dr. Joserizal Jurnalis,Sp.OT (1963-2020), H.Abdurrahman Sony Sugema,MBA (1965-2016), dan Ir. Faried Thalib.
Proses pendirian Kantor Berita MINA dimulai pasca International Conference for The Freedom of Al-Quds and Palestine, di Bandung 4-5 Juli 2012, hingga Grand Launching di Jakarta, 18 Desember 2012, diamanahkan kepada Tim Khusus yang terdiri dari Aat Surya Safaat (wartawan Senior ANTARA), Edi Utama (wartawan Senior ANTARA) dan Ali Farkhan Tsani (Pengurus Aqsa Working Group).
Visi MINA : Menjadi Media Massa Terpercaya sebagai Cerminan Islam Rahmatan Lil Alamin
Misi MINA :
- Membuat berita cepat, objektif dan akurat.
- Menyiarkan berita dan artikel untuk menegakkan citra Islam yang Rahmatan lil Alamin.
- Berperan aktif dalam Perjuangan Islam.
- MINA beroperasi dengan mematuhi Kode Etik Jurnalistik, UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku di NKRI.
- Memperjuangkan pembebasan Masjidil Aqsa serta kedaulatan Palestina sebagai negara yang merdeka.
Motto MINA : Cepat, Objektif, Akurat, Islami.
Pengunjung MINA berasal dari berbagai kalangan seperti para pejabat, diplomat, politisi, aktivis, pelaku ekonomi, ormas, ulama dan lainnya.
Pengunjung MINA tersebut berasal dari berbagai negara seluruh dunia, antara lain: Indonesia, Amerika Serikat, Turki, Singapura, Malaysia, Filipina, Jepang, Hongkong, Australia, Inggris, Azerbaijan, Rusia, Prancis, Taiwan dan lain-lain. MINA juga menjadi referensi bacaan bagi para diplomat dan Duta Besar negara-negara sahabat, terutama Timur Tengah dan Afrika, antara lain seperti: Arab Saudi, Palestina, Uni Emirat Arab, Pakistan, Mesir, Sudan, Maroko, Kenya, dan lainnya.
Kantor Berita MINA disamping menyajikan informasi perjuangan Al-Aqsa dan Palestina, juga menyajikan informasi terkini seputar masalah internasional, politik, pendidikan, sosial, budaya, ekonomi syari’ah, halal, keuangan dan perbankan, pariwisata, industri dan sektor riil, serta artikel jenis tausiyah, khutbah jumat, profil, dan opini.
MINA menjalin kerja sama pemberitaan dengan beberapa perusahaan nasional dan multinasional, lembaga-lembaga negara, ormas, dan organisasi keislaman.
MINA sebagai perusahaan multimedia mengembangkan media digital untuk menunjang kegiatan pemasaran digital melalui Official Channel Youtube MINANEWSTV dan sosial media (Instagram, Facebook, Twitter).
MINA melakukan live report, podcast pada event dan isu terkini, dalam skala nasional, regional dan internasional.
Kantor Berita MINA juga memberikan jasa dalam bidang:
- Kehumasan, penyebaran informasi dan lobi.
- Pelatihan jurnalistik, untuk mahasiswa,pelajar/santri, dan masyarakat umum.
- Penerbitan, buku, majalah, dan jurnal.
- Penata acara (event organizer), konferensi, seminar, webinar dan pertemuan lainnya.
- Kerjasama Media Partner & Periklanan.
- Menyediakan layanan sebagai media partner (iklan, artikel sponsor, liputan khusus) untuk event/acara/pagelaran.
Penulis memberikan apresiasi atas upaya Komunitas Literasi Aqsa Writing Forums (AWF) yang telah berusaha untuk mengadakan pelatihan-pelatihan, baik offline maupun online, dan mengumpulkan tulisan-tulisan tersebut dalam sebuah buku Buku “Menjemput Kejayaan Masa Depan Pembebasan Al-Aqsa ke Pangkuan Muslimin”, yang diterbitkan MINA Publishing House tahun 2023.
Demikianlah betapa pentingnya literasi media untuk pembebasan Al-Aqsa dan Palestina. Allahu Akbar ! Al-Aqsa Haqquna !! (A/RS2/)
Disampaikan pada Tabligh Akbar Niyabah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Bandung Selatan dan Launching Buku “Menjemput Kejayaan Masa Depan Pembebasan Al-Aqsa ke Pangkuan Muslimin”, di Masjid Al-Karomah Ciparay, Kab. Bandung, Jabar, Sabtu, 6 Dzulhijjah 1444 H. / 24 Juni 2023 M. (A/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)