Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memutuskan untuk secara signifikan memperketat penguncian wilayah (lockdown) yang dimulai pada Jumat (25/9).
Israel terus mengatasi tingkat infeksi virus corona tertinggi di dunia, selama seminggu terakhir kasus baru mencapai hampir 7.000 setiap harinya.
“Langkah-langkah lock down tidak mudah, tetapi menyelamatkan nyawa adalah prioritas utama, kita sedang berada di puncak perang yang sedang berlangsung,” kata Netanyahu saat konferensi pers di Kantor Perdana Menteri di Yerusalem, demikian Times of Israel melaporkan.
Sejalan dengan hal itu, Netanyahu menentang laporan bahwa, ia telah mendorong tindakan lock down yang lebih ketat untuk menghentikan protes yang sedang berlangsung terhadapnya oleh aktivis anti-korupsi, menyebut klaim seperti itu tidak masuk akal.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Sementara itu, Menteri Keuangan Israel Katz dan Gubernur Bank of Israel Amir Yaron keberatan dengan kebijakan Netanyahu.
Kartz memperkirakan, lock down wilayah selama tiga pekan akan merusak perekonomian sekitar 35 miliar shekel (sekitar Rp. 151 triliun).
“Israel sudah berada dalam resesi dan pengangguran di atas 11 persen,” katanya. (T/Hju/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA