Jakarta, MINA – Lembaga Pentasbihan Buku & Konten Keislaman Majelis Ulama Indonesia (LPBKI MUI) menggelar sarasehan nasional dengan tema “Penguatan Literasi Islam dan Kebangsaan Generasi Milenial,” di Jakarta Pusat, Kamis (24/1).
Hadir sejumlah tokoh seperti Sekjen MUI Dr. Anwar Abbas, Ketua LPBKI MUI Prof. Endang Sutari, Sejarahwan Dr. Rusdi Husein, Dosen Ilmu Kalam dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Arrazi Hasyim.
Dalam sambutannya, Anwar mengatakan literasi Indonesia harus berdasarkan kebenaran hakiki, yang sesuai nilai-nilai Islam dan keilmuan serta menjauhkan hal-hal yang bersifat hoaks atau tidak benar dalam kebangsaan khususnya kepada generasi milenial.
“Literasi kita harus berisikan yang Al-haq, dijauhkan dari hoaks dan hal-hal yang tidak benar, berisi kebenaran serta sesuai dengan nilai-nilai yang kita junjung tinggi yaitu Islam dan keilmuan,” katanya.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Ia juga mengatakan, ada kelompok-kelompok tertentu yang berusaha membentur-benturkan dan memisahkan anatra Islam dan kebangsaan sehingga dapat memicu polemik kalangan masyarakat.
Anwar menambahkan, banyak sekali literasi Indonesia yang saat ini bertentangan dengan falsafah Panacasila, berusaha menjadikan negara ini bergerak secara liberalesme, kapitalisme dan sekulerisme bahkan kampus-kampus yang ada di Indonesia pun mengajarkan hal itu.
“Makanya saya mengeluh kepada Pak Jokowi yang ingin melakukan revolusi mental. Tapi bagaimana caranya kalau seandainya yang diajarkan di UI dan di
Gajah Mada itu adalah liberalisme, kapitalisme. Menurut saya kalau kita melakukan revolusi mental maka kita harus mengembalikan mentalitas bangsa ini kepada Pancasila,” katanya.
Dia menyebutkan, yang diajarkan di UI dan Gajah Mada sekarang adalah ilmu ekonomi liberalisme, kapitalisme psikologi isucomfoit, sosiologi Agus Konte yang positivistik, yang sekuler, yang tidak bertuhan.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
“Kalau begitu negeri ini menurut saya tidak akan semakin mendekat kepada negara yang berfalsafahkan Pancasila tetapi negara yang akan bergerak secara liberalisme, kapitalisme dan sekulerisme,” ujarnya. (L/Haf/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)