Jakarta, MINA — Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH-SDA MUI), Hayu Prabowo, mengatakan pihaknya bersama para pemangku kebijakan tengah mempersiapkan program-program sinergi nasional dalam rangka Kampanye Mengurangi Sampah Organik Selama Bulan Ramadhan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan makanan lebih yang masih layak konsumsi.
Menurut Hayu, berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mencatat adanya peningkatan timbulan sampah sebesar 20% di bulan Ramadhan 2023.
Dia menyampaikan hal tersebut usai diskusi terbatas terkait pengolahan sampah berbasis masyarakat melalui program Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi) di Jakarta pada Kamis (16/1) dan dihadiri para pemangku kebijakan dari berbagai lembaga terkait.
Turut hadir dalam diskusi tersebut Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan, Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI, Rofi Alhanif; Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis; serta Koordinator Program Nasional pada Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut, Ahmad Bahri Rambe.
Baca Juga: Ketua PBNU Berharap Presiden Prabowo Inisiasi Masuknya Bantuan ke Gaza Pasca Gencatan Senjata
Para peserta diskusi menyepakati pentingnya sinergi pelaksanaan program Kampanye Gerakan Sedekah Sampah dengan masjid sebagai pusat kegiatannya.
“Gradasi telah diinisiasi pada Ramadhan tahun 2021 yang hingga sekarang masih berbasis sampah plastik. Melalui pertemuan tersebut, pada Ramadhan tahun ini Gradasi dapat dikembangkan untuk sedekah Makanan Berlebih dalam mengurangi sampah organik, dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Jumat (17/1).
MUI telah memulai gerakan Berbagi Makanan Lebih (BeraMaL) pada 2019 yang telah menampung dan menyalurkan lebih dari satu ton makanan layak pangan pada tahun tersebut. BeraMal terhenti sejak Covid 19.
Ketua LPLH-SDA MUI, Hayu Prabowo, menegaskan, sinergi tersebut menjadi langkah konkret dalam mengedukasi dan menginsiprasi masyarakat melalui masjid, mengingat masjid memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: KH Cholil Nafis Kritik Program Makan Bergizi Gratis Dibiayai dari Dana Zakat
“Tidak hanya sebagai tempat ibadah, rumah ibadah juga merupakan pusat kegiatan sosial kemasyarakatan untuk mengurangi pemborosan makanan sekaligus memberikan bantuan pangan kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Sementara Rofi Alhanif memperkenalkan program GRADASI Pangan (Gerakan Ramadhan untuk Pangan) yang mengintegrasikan nilai sosial dan ibadah dalam pengelolaan isu pangan.
Ia menekankan, masyarakat dapat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk meningkatkan kesadaran berbagi makanan sebagai bentuk ibadah sosial, mengurangi pemborosan makanan melalui pendekatan ekonomi sirkular, serta memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam pengelolaan sampah organik.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis, menyampaikan program “Ramadhan Ceria Pangan” yang menyoroti urgensi penyelamatan pangan di Indonesia.
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] Gencatan Senjata di Gaza, Harapan Baru atau Hanyalah Semu?
“Studi Food Loss and Waste di Indonesia dari Kementerian PPN/Bappenas tahun 2021 memberikan gambaran yang lebih rinci tentang permasalahan ini. Penyelamatan pangan harus menjadi prioritas nasional,” jelasnya.
Program tersebut mengedepankan pencegahan, redistribusi makanan berlebih, hingga pengelolaan limbah organik melalui Gerakan Selamatkan Pangan (GSP).
Sinergi antarinstansi ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran kolektif masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dan menjadi langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan selama Bulan Ramadhan.[]
Baca Juga: Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin Kritik Penggunaan Dana Zakat untuk Program Makan Bergizi Gratis
Mi’raj News Agency (MINA)