LSM: 35.000 Warga Palestina di Gaza Masih Mengungsi

Warga mengevakuasi seorang korban serangan udara Israel yang menabrak rumah keluarga Al Ghoul di Rafah, Jalur Gaza selatan,pada Ahad, 3 Agustus 2014. (Fhoto: Ma’an)

Gaza, 13 Syawwal 1438/8 Juli 2017 (MINA) – Dewan Norwegia (Norwegian Refugee Council / NRC) mengatakan, sebanyak 35.000 warga Palestina di Gaza menjadi pengungsi sejak 2014.

Serangan 51 hari pada tahun 2014 membuat lebih dari 2.000 orang Palestina tewas, termasuk setidaknya 1.462 warga sipil, sepertiganya adalah anak-anak, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Dari jumlah total, ada 11.000 rumah yang hancur selama perang, kurang dari sepertiga dibangun kembali,” NRC mencatat banyak keluarga tinggal di tenda sejak tiga tahun lalu.

NRC mengatakan, 8.135 rumah tersebut belum direkonstruksi, dan menambahkan 160.000 rumah tambahan juga rusak selama perang.

NRC mengeluarkan pernyataan tersebut pada Jumat (7/7), menyoroti kehancuran yang terus berlanjut yang dihadapi oleh penduduk Jalur Gaza yang terkepung tiga tahun setelah serangan Israel pada tahun 2014, karena ribuan orang Palestina di Gaza masih mengungsi.

“Semua pihak didorong untuk mengatasi perbedaan, dengan dukungan masyarakat internasional,” NRC menambahkan dalam pernyataan tersebut. “Sebagai tindakan segera untuk menangani kebutuhan kemanusiaan, dukungan harus diberikan untuk kelangsungan layanan di bidang penampungan, kesehatan, air dan sanitasi.”

telah memperingatkan bahwa Jalur Gaza akan menjadi tidak dapat dihuni oleh penduduk pada tahun 2020, yang menunjuk pada kehancuran perang dan dampak melumpuhkan blokade Israel, sementara 80 persen penduduk Gaza telah menjadi tergantung pada bantuan kemanusiaan. (T/P3/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)