Jakarta, 5 Dzulqo’dah 1435/31 Agustus 2014 (MINA) – Sebuah organisasi internasional yang terlibat dalam menilai rekonstruksi setelah serangan Israel ke Gaza mengatakan, perlu waktu 20 tahun untuk membangun kembali bangunan-bangunan yang rusak sejak serangan awal Juli lalu.
Pengkajian Perumahan Shelter Cluster di bawah Dewan Pengungsi Norwegia (Norwegian Refugee Council/NRC) bekerjasama dengan badan pengungsi PBB dan Palang Merah, menggarisbawahi kompleksitas dalam program rekonstruksi secara keseluruhan untuk Jalur Gaza, yang beberapa pejabat Palestina memperkirakan akan menghabiskan lebih 6 miliar dolar AS.
Hal ini didasarkan pada tingkat rendahnya pasokan barang/bahan bangunan yang diizinkan masuk ke Gaza oleh Israel, di mana rekonstruksi akan lebih cepat selesai jika pengijinan bahan bangunan diperluas, harian Mesir Ahram yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Ahad.
Menurut organisasi itu, setiap upaya untuk membangun kembali Gaza akan terhalang oleh pengepungan yang diberlakukan Israel ke Jalur itu sejak 2007. Israel sangat membatasi impor beton dan bahan bangunan, bahkan bahan bakar serta kebutuhan lainnya untuk sekitar 1,8 juta warga yang tinggal di dalam Jalur Gaza.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mesir dan Norwegia dilaporkan akan mengadakan konferensi donator untuk Gaza dalam beberapa bulan ke depan, namun belum ada kepastian waktu tepatnya.
Dengan populasi 1,8 juta, Gaza adalah daerah padat penduduk di pesisir dan perkotaan dengan lahan pertanian yang masih ‘memperlihatkan bekas luka’ dari putaran perang tahun sebelumnya.
Dalam laporannya yang dikeluarkan Jumat malam, Shelter Cluster mengatakan 17.000 unit rumah Gaza hancur atau rusak parah selama perang musim panas ini dan 5.000 unit lainnya masih memerlukkan renovasi pada kerusakan perang tahun sebelumnya yang kembali rusak tahun ini.
Selain itu, organisasi itu menyebutkan Gaza mengalami kekurangan perumahan sampai 75.000 unit.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Shelter Cluster mengatakan, penilaian perlu waktu 20 tahun ini didasarkan pada kapasitas utama kargo Israel-Gaza melalui perbatasan yang hanya menangani 100 truk bahan bangunan per hari.
Tidak ada komentar segera dari Israel yang bertanggung jawab di penyeberangan apakah pihaknya akan tetap mengurangi pembatasan barang masuk ke Gaza.(T/R04/K09)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon