PERLU 20 TAHUN UNTUK MEMBANGUN KEMBALI GAZA

Koresponden Mi'raj Islamic News Agency (MINA) sedang memantau situasi di Gaza, 8 Agustus 2014. (Foto: MINA Gaza)
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency () sedang memantau situasi di , 8 Agustus 2014. (Foto: MINA Gaza)

Jakarta, 5 Dzulqo’dah 1435/31 Agustus 2014 (MINA)  –  Sebuah organisasi internasional yang terlibat dalam menilai setelah serangan ke Gaza mengatakan, perlu waktu 20 tahun untuk membangun kembali  bangunan-bangunan yang rusak  sejak serangan awal Juli lalu.

Pengkajian Perumahan  Shelter Cluster di bawah Dewan Pengungsi (Norwegian Refugee Council/NRC)  bekerjasama dengan badan pengungsi dan , menggarisbawahi kompleksitas dalam program rekonstruksi secara keseluruhan untuk Jalur Gaza, yang beberapa pejabat Palestina memperkirakan  akan menghabiskan lebih 6 miliar dolar AS.

Hal ini didasarkan pada tingkat rendahnya pasokan barang/bahan bangunan yang diizinkan masuk ke Gaza oleh Israel, di mana rekonstruksi akan lebih cepat selesai jika pengijinan bahan bangunan diperluas, harian Ahram  yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Ahad.

Menurut organisasi itu, setiap upaya untuk membangun kembali Gaza akan terhalang oleh pengepungan yang diberlakukan Israel ke Jalur itu sejak 2007.  Israel sangat membatasi impor beton dan bahan bangunan, bahkan bahan bakar serta kebutuhan lainnya untuk sekitar 1,8 juta warga yang tinggal di dalam Jalur Gaza.

Mesir dan Norwegia dilaporkan akan mengadakan konferensi donator untuk Gaza dalam beberapa bulan ke depan, namun belum ada kepastian waktu tepatnya.

Dengan populasi 1,8 juta, Gaza adalah daerah padat penduduk di pesisir dan perkotaan dengan lahan pertanian yang masih ‘memperlihatkan bekas luka’ dari putaran perang tahun sebelumnya.

Dalam laporannya yang dikeluarkan Jumat malam, Shelter Cluster mengatakan 17.000 unit rumah Gaza hancur atau rusak parah selama perang musim panas ini dan 5.000 unit  lainnya masih memerlukkan  renovasi pada kerusakan perang tahun sebelumnya yang kembali rusak tahun ini.

Selain itu,  organisasi  itu menyebutkan Gaza mengalami  kekurangan perumahan sampai 75.000 unit.

Shelter Cluster mengatakan, penilaian perlu waktu 20 tahun ini didasarkan pada kapasitas utama kargo Israel-Gaza  melalui  perbatasan yang hanya menangani 100 truk bahan bangunan per hari.

Tidak ada komentar segera dari Israel yang bertanggung jawab di penyeberangan apakah pihaknya  akan tetap mengurangi pembatasan barang masuk ke Gaza.(T/R04/K09)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0