Madrid, MINA – Jika masalah rasisme dan Islamofobia tidak diselesaikan di Eropa, migrasi legal tidak akan tercapai, menurut organisasi non-pemerintah Spanyol, Caminando Fronteras (Walking Borders).
Helena Maleno, Juru Bicara LSM yang menangani migrasi ilegal dari Afrika ke Eropa, mengatakan kepada Anadolu bahwa Eropa memerlukan imigrasi resmi untuk mempertahankan sistem kerja ekonominya, namun belum ada langkah yang diambil terkait hal ini.
“Jika kita tidak menyelesaikan masalah rasisme dan Islamofobia di Eropa, kita tidak bisa membicarakan migrasi legal,” kata Maleno.
Menggarisbawahi bangkitnya kelompok sayap kanan di Parlemen Eropa, ia mengatakan situasi politik saat ini akan memperburuk masalah migrasi tidak teratur yang sudah dramatis.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Kita berada dalam masa kritis. Jumlah migran gelap yang meninggal selama perjalanan ke Eropa berada pada tingkat yang tidak dapat ditoleransi pada tahun 2023 (dengan 6,618 kematian). Tahun ini bahkan lebih dahsyat lagi,” katanya.
“Dengan bangkitnya kelompok sayap kanan di Eropa, hak asasi manusia dalam masalah imigrasi akan memburuk. Kematian, kejahatan serta komersialisasi arus imigran tidak teratur akan meningkat,” tambahnya.
Maleno menambahkan masalah imigrasi “selalu disalahgunakan di Eropa dan kebohongan mafia telah disebarkan selama 30 tahun.”
“Faktanya, dalam masalah migrasi, baik (Perdana Menteri Italia sayap kanan Giorgia) Meloni dan (Perdana Menteri Spanyol sayap kiri Pedro) Sanchez menerapkan kebijakan yang sama. Bedanya, salah satu dari mereka mengucapkannya dengan lantang, yang lain diam dan menyetujui,” ujarnya.
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Pakta Migrasi dan Suaka Uni Eropa yang diadopsi pada bulan Mei mendasarkan bisnis ini sepenuhnya pada landasan komersial.
“Pakta ini terutama akan meningkatkan perdagangan anak ilegal dan meningkatkan angka kematian. Ini sangat jelas,” tambahnya.
Menurut laporan yang dirilis baru-baru ini oleh LSM Spanyol, total 5,054 migran gelap kehilangan nyawa ketika mencoba datang ke pantai Spanyol dalam 5 bulan pertama tahun 2024, dan 4,808 di antaranya terjadi melalui jalur Kepulauan Canary.
“Para migran yang meninggal di laut bukanlah orang Eropa. Itu sebabnya hal ini tidak membuat marah orang-orang Eropa. Mereka menonton migran yang mati seperti film petualangan,” katanya, seraya menambahkan tidak ada mekanisme pencarian dan penyelamatan yang diaktifkan, meskipun semua informasi telah diberikan.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Memperhatikan bahwa arus imigran tidak teratur menuju pantai Spanyol dari Senegal tahun lalu dan dari Mauritania tahun ini semakin cepat, Maleno mengatakan Mauritania digunakan sebagai negara transit untuk migrasi dari Afrika ke Eropa. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas