Washington, MINA – Sebanyak lebih dari selusin anggota DPR dari Partai Demokrat mendesak pemerintahan Presiden Donald Trump untuk secara resmi mengakui kedaulatan negara Palestina. Desakan itu tertuang dalam surat yang ditujukan kepada Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, seperti dilaporkan Axios pada Senin (4/8).
Para anggota kongres menegaskan bahwa konflik terkini telah mempertegas urgensi pengakuan terhadap hak menentukan nasib sendiri rakyat Palestina. Mereka juga menyoroti pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berencana mengakui Palestina dalam sidang PBB September mendatang, langkah yang ditentang keras oleh Rubio.
“Kami mendorong pemerintah negara-negara lain, termasuk AS, yang belum mengakui kedaulatan Palestina untuk segera melakukannya,” bunyi surat tersebut.
Perwakilan Ro Khanna, yang memimpin inisiatif ini mengaku respons terhadap suratnya sangat positif. Ia menambahkan bahwa pengakuan tersebut dapat dilakukan dengan mendukung Rencana Liga Arab yang disetujui pekan lalu, mencakup pembentukan negara Palestina dan pengakuan Israel sebagai negara Yahudi yang demokratis.
Baca Juga: Ratusan Aktivis Pro-Palestina Protes Dukungan Taiwan untuk Israel
Khanna menekankan, lebih dari 147 negara telah mengakui Palestina, seraya mengatakan, “Kita tidak boleh terisolasi dari dunia yang bebas.”
Prancis, Inggris, Kanada, dan Malta telah menyatakan rencana untuk mengakui Palestina pada September, sementara Australia juga mempertimbangkan langkah serupa. Sebelumnya, Spanyol, Norwegia, dan Irlandia secara resmi mengakui Palestina pada Mei 2024, diikuti Slovenia pada Juni, sehingga total negara anggota PBB yang mengakui Palestina menjadi 149 dari 193.
Surat ini muncul di tengah terus berlanjutnya agresi militer penjajah Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 60.300 warga Palestina. Pengepungan dan pemboman tanpa henti telah memicu krisis kelaparan dan kehancuran di wilayah tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Ribu Warga Australia Lakukan Aksi Protes Perang Israel di Gaza