M. Damiri Thalib : Islam ajarkan Kehidupan Sosial yang Dinamis

Lampung Selatan, 1 Muharram 1438 H/ 2 Oktober 2016 (MINA) – Muhammad Damiri Thalib, Dai Pesantren Al-Fatah Lampung, mengatakan, ajarkan kehidupan yang dinamis, katanya pada Ta’lim Wilayah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung, di Kompleks Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Ahad. (2/10)

“Kehidupan dinamis yang diajarkan Islam adalah dengan bersikap seimbang serta terbuka dengan kehidupan sosial, namun jauh dari sikap berfirqah-firqah, justru dengan mengeratkan tali persaudaraan dan berakhlak mulia penuh muatan keimanan, ketakwaan kepada Allah Azza Wazalla,” ujarnya.

Damiri juga mencontohkan bagaimana kecintaan sahabat Anshar terhadap kaum Muhajirin di masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

“Kecintaan sahabat Anshar tentang kepedulian yang sangat tinggi dalam kehidupan terhadap kaum Muhajirin, berbuat baik dengan tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun,” ujarnya.

Namun, tegasnya, keadaan saat itu berbanding terbalik dengan gambaran umat Islam saat ini yang hanya sebatas menunaikan kewajiban dan lambang keshalihan.

“Jika kita lihat keberadaan kita saat ini jauh dari ideal, kenyataan muslim jauh dari fitrah ideal, ibadah yang dilakukan umat Islam seperti ibadah shalat, haji dan sebagainya, hanya terhenti sebatas kewajiban, dan hanya menjadi lambang kesholehan. Sedangkan ruh-ruh dan ibadah yang berdimensikan kehidupan sosial sudah kurang tampak,” katanya.

Menurutnya, kita juga harus akui dan sadari sepenuhnya agama tidak muncul dalam situasi kritis yang ada.

Kondisi ini, paparnya, juga diperparah dengan derasnya tekanan dari fihak musuh-musuh Islam yang tidak menginginkan umat Islam bersatu, justru semakin terkotak-kotak dan semakin banyak.

“Derasnya arus sekuler menggoreskan luka semakin dalam, menimbulkan infeksi di kalangan masyarakat, penindasan, pelacuran serta narkoba menjamur, sedangkan kesatuan dan keutuhan umat semakin di bawah, kita dikapling-kapling layak tanah, ini problematika umat Islam saat ini,” ujarnya.

Belum lagi masalah internal yang semakin komplek, terjebak situasi dan kondisi yang penuh dengan kabut. Maka seharusnya umat Islam segera menyadari hal ini dan bangkit.

“Apakah kita akan berdiam diri, berpangku tangan dengan keberadaan seperti ini? Bagaimana generasi penerus, bagaimana kita yang sudah berada dalam Al-Jamaah? Apakah akan diam saja, bahkan tidak mustahil justru kita terbawa arus musuh kita yang terus berusaha mendangkalkan Muslimin dari ajaran Islam?,” lanjutnya.

Dai yang juga salah satu perintis awal Pesantren Al-Fatah Lampung ini menutup penyampainnya dengan mengajak kaum muslimin untuk merenung agar betul-betul menghayati pengamalan Ahlul Haq.

“Mari renungi bersama supaya betul-betul menjadi ahlul haq. Kita harus terus berusaha dan berupaya. Ayat mengingatkan, apakah kita mengira akan masuk surga begitu saja, padahal Allah belum tahu kita berjihad dan berlaku sabar dalam menghadapi intimidasi dan lain sebagainya,” pungkasnya. (L/nia/K08/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)