M.Fauzan, Berangkat Haji dan ke Al-Aqsa Naik Sepeda

Jeddah, MINA –  Perjalanan spiritual merupakan peristiwa bersejarah bagi , seorang guru, 28 tahun, dengan bersepeda menempuh jarak sekitar 5.000 kilometer dalam perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi.

Fauzan melakukan perjalanannya memakan waktu lebih dari 7,5 bulan.

Rute Bangkok – Jeddah ditempuhnya dengan menompang pesawat terbang karena tak dapat visa untuk memasuki Myanmar.

Pemuda Indonesia itu berangkat dari Magelang, Jawa Tengah, mulai 4 November 2021 dan menunaikan umrah setelah tiba di Makkah pekan lalu.

Dia berharap akan dapat bergabung dengan jemaah haji lainnya dari Indonesia, yang tahun ini mendapat kuota 100.051 jemaah dari Arab Saudi.

“Niat saya adalah untuk melakukan haji dan mengunjungi Tiga Masjid Suci dalam Islam, Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Aqsa di Yerusalem,” ujarnya saat diwawancarai Saudi Gazette, Ahad, 12 Juni 2022.

Setelah menunaikan haji, ia berencana melanjutkan perjalanan bersepeda menuju ke Palestina untuk mengunjungi Masjidil Aqsa.

Dia mengungkapkan, ziarah sepedanya membuat hal-hal yang orang biasa anggap mustahil menjadi mungkin.

“Semua orang mengatakan kepada saya bahwa tidak mungkin bagi Anda untuk menyelesaikan misi yang sulit ini. Namun sekarang saya dapat menunjukkan kepada mereka bahwa Allah memungkinkan untuk saya,” ujarnya.

“Segala sesuatu yang kita pikir tidak mungkin, bisa saja terjadi jika kita memiliki niat baik, ditambah dengan kerja keras yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan, dan tentu doa yang sungguh-sungguh,” katanya.

Fauzan, pemegang gelar master dan fasih berbahasa Arab, mengatakan bahwa dia berpikir bahwa ini adalah cara terbaik untuk menunaikan haji tanpa menunggu bertahun-tahun. “Biasanya orang Indonesia harus menunggu sekitar 40 tahun untuk giliran menunaikan haji setelah registrasi. Tapi saya sudah tidak sabar untuk mengunjungi tempat-tempat suci Islam dan menunaikan ibadah haji. Maka dari itu saya memulai persiapan dengan menabung dari gaji saya sebagai guru,” kata Fauzan.

Fauzan berprofesi sebagai guru agama, memperoleh gelar sarjana Bahasa Arab dan Studi Islam dari Universitas Makassar di provinsi Sulawisi Selatan.

“Niat utama saya adalah menunaikan haji dan mendoakan orang tua yang masih hidup serta keluarga dan kerabat,” ujar Fauzan yang memiliki istri dan dua anak.

Putrinya lahir saat ia melakukan perjalanan ke Makkah.

Berbicara tentang pengalaman perjalanannya, Fauzan mengatakan bahwa ia berangkat dari kampung halamannya setelah wisuda masternya dari Universitas Islam Malang. Perjalanan dimulai dengan membawa bekal tabungannya, sebesar 10 juta rupiah.

Ia juga mendapat tambahan uang untuk menutupi biaya perjalanannya melalui menjual jamu tradisional yang dibawanya dari Indonesia. Selain itu ia dapat uang dengan melakukan bekam di masjid-masjid sepanjang perjalanannya dari Magelang.

“Tujuan pertama saya adalah Jakarta, yang jaraknya hampir 500 km dari tempat asal saya. Dari Jakarta, saya naik feri ke Pulau Sumatera. Setelah melewati provinsi Jambi, saya menyeberang ke Pulau Batam, kemudian naik feri untuk sampai ke Singapura,” katanya.

Meski lelah dalam perjalanan, Fauzan tetap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan saat safarnya. Dia biasa berbuka puasa di masjid-masjid di sepanjang rutenya pada bulan Ramadhan di Singapura dan Malaysia.

Ia mengikuti perayaan Idul Fitri di Malaysia.

Fauzan juga mengenang sambutan hangat yang diberikan kepadanya di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura dan Malaysia.

“Saat resepsi di Kuala Lumpur, Dubes RI untuk Malaysia Hermono ikut dengan saya bersepeda untuk menyampaikan solidaritasnya pada misi saya,” ujarnya.

Melalui Hutan

Fauzan mengatakan bahwa perjalanannya sebagian besar melalui hutan dan bertemu dengan beberapa hewan, terutama monyet.

“Saya tidak membawa senjata apa pun untuk membela diri. Saya hanya bertekad dengan keberanian untuk menyelesaikan misi saya dengan keyakinan bahwa di mana ada kemauan, di situ ada jalan, dengan izin Allah,” imbuhnya.

Di dalam tas di belakang sepedanya, hanya berisi baju ganti, peralatan mandi, onderdil , makanan, kain ihram dan perlengkapan haji.

Ia sempat melalui musim hujan deras di beberapa daerah yang dilewatinya. Ia pun beristirahat dan tidur lebih banyak di siang hari setelah mendirikan tenda di pinggir jalan.

Dia mencatat perjalanan itu sebagian besar justru dilakukan pada malam hari.

Dia menyiapkan teh dan makanan ringan di tenda dan biasa membeli makan siang di restoran.

Fauzan berharap mendapatkan izin untuk menunaikan haji dalam waktu dekat, sesuai prosedur yang diperlukan.

Lelaki 28 tahun itu mengatakan bahwa dia akan segera bersepeda ke Madinah untuk mengunjungi Masjid Nabawi dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Mengacu pada rencananya setelah haji, Fauzan mengatakan bahwa prioritas pasca haji adalah mengunjungi Masjidil Aqsha, tempat suci ketiga umat Islam.

“Saya berencana mengunjungi Palestina sebelum terbang kembali ke Jakarta,” katanya.

Terhambat di Myanmar

Fauzan menceritakan kesulitan yang ia temui untuk mendapatkan izin perjalanan ketika melalui Myanmar, usai perjalanan panjang menelusuri Thailand.

“Semua upaya saya untuk mendapatkan visa masuk ke Myanmar sia-sia dan karenanya saya terpaksa berhenti. Saya terpaksa menghentikan perjalanan bersepeda di perbatasan Thailand setelah melintasi hampir 4.000 km,” kenangnya.

Karenanya ia kemudian terbang dari Bangkok langsung menuju Riyadh pada 26 Mei 2022 lalu.

Tiba di Riyadh

Setibanya di Riyadh, ia diterima oleh Dubes RI Abdul Aziz Ahmad dan Wakil Kepala Misi dan Kuasa Usaha Arief Hidayat serta Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi.

Butuh waktu satu pekan untuk mencapai Makkah dari Riyadh, bersepeda hampir 900 km.

Di Jeddah ia sempat mengunjungi KJRI dan disambut oleh Konsul Jendral RI Eko Hartono dan pejabat-pejabat KJRI lainnya. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.