Bandar Lampung, MINA – Ketua Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung, M. Waliyulloh mengatakan, kalau umat Islam peduli terhadap Al-Aqsa dan menginginkan kemerdekaan Palestina, maka perbaiki hubungan dengan muslim dan sesama manusia.
Demikian dikatakannya saat menjadi pembicara pada peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Babussalam, Bandar Lampung, Jumat malam (9/2) bertema, “Cahaya di Masjid Al-Aqsa dan Cinta yang Terpatri untuk Tanah yang Dimuliakan.”
Waliyulloh mengatakan, merenungi peristiwa Isra’ Mi’raj yang setiap tahun selalu diperingati, terdapat satu hal yang mestinya selalu disadari, bahwa peristiwa tersebut memiliki keterkaitan antara dua masjid, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa.
“Sering kita melihat di rumah-rumah ada gambar atau lukisan Ka’bah, atau Masjidil Haram sehingga kita sangat familiar dengannya, tetapi sangat jarang kita melihat gambar Masjid Al-Aqsa terpajang di rumah kita, bahkan boleh jadi kita masih bingung yang mana Masjid Al-Aqsa itu,” jelasnya.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Perlu disadari bersama, lanjut Waliyulloh, Masjid Al-Aqsa yang berada di negerinya para Nabi, yaitu Palestina memiliki keberkahan yang luar biasa baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Tanahnya yang subur, penduduk yang kuat aqidahnya.
“Negeri Syam, dengan segala bentuk keberkahannya, harus menghadapi penjajahan berkepanjangan hingga sekarang, Al-Aqsa saat ini sedang direbut oleh Zionis Yahudi yang dengan kejamnya melakukan pembantaian berdarah-darah, terutama sejak peristiwa perang 7 Oktober,” tuturnya.
Ia menyampaikan, sejak peristiwa 7 Oktober, berita Palestina begitu viral dan menjadi perhatian besar bagi jagat maya, berita Palestina tersebar dimana-mana, tetapi sekarang sudah mulai hilang.
“Umat Islam secara sadar atau tidak sadar, mulai memalingkan wajah dari konflik yang ada di Palestina, mulai berpaling dan memilih untuk tidak ikut campur dalam urusan Palestina, padahal pertumpahan darah masih terus terjadi di sana, anak-anak, perempuan menjadi sasaran pembantaian oleh Zionis Israel,” jelasnya.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
“Lalu, bagaimana kita berupaya untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa? Mungkin kita masih suka berpecah belah dengan sesama kita, padahal syahadatnya sama, lantas ketika sholat gerakannya beda jadi membuat berseteru, jadi kalau kita tanya kenapa Al-Aqsa belum bebas? Tanya pada diri sendiri. Kuncinya ada pada diri kita, inilah hikmah terbesar peristiwa Isra’ Mi’raj,” imbuhnya.
Al-Aqsa dahulu direbut oleh Zionis karena perpecahan umat Islam yang menyebabkan perseteruan antar sesama sehingga melemahkan dan runtuhlah kekhilafahan Turki Utsmani.
“Maka terdapat lima upaya kita untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa, yaitu menggalang persatuan, merajut Ukhuwah Islamiyyah, menjaga serta menyebarkan spirit pembebasan Al-Aqsa, mewariskan dan mewasiatkan pada anak cucu, dan terakhir, melazimkan Dauroh Al-Aqsha,” imbuhnya. (L/R12/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang