Aceh Besar, MINA – Ketua Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidi bersama rombongan yang sedang berada di Aceh, Rabu (28/5) berkesempatan ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati di Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Ziarah ke Makam Keumalahayati tersebut merupakan rangkaian sosialisasi di Aceh terkait pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Gaza. Doa ziarah dipimpin langsung oleh Ustaz Yusuf Maulana, Sekjen Aqsa Working Group (AWG).
Rombongna Maemuna Center bertemu dengan berbagai unsur tokoh masyarakat, ulama, dan cendekiawan di berbagai perguruan tinggi.
Ketua Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidi mengatakan, rasa syukur dapat berziarah ke Makam Pahlawan Nasional tersebut. Ia mengatakan, organisasi yang dipimpinnya saat ini perlu meneladani sosok Keumalahayati sebagai perempuan pejuang dari Aceh.
Baca Juga: BNPB Catat 20 Kejadian Bencana dalam 24 Jam Terakhir
“Kami dan seluruh muslimat penggerak Maemuna Center perlu dan harus meneladani Laksamana Keumalahayati sebagai simbol pejuang perempuan dalam melawan penjajah. Malayahati langsung berhadapan dengan penjajah di medan juang,” ujarnya.
Untuk itu, menurut Onny Firyanti Hamidi, spirit Keumalahayati akan menjadi nafas bagi perjuangan Maemuna Center Indonesia di mana organisasi yang banyak digerakkan oleh kaum perempuan di berbagai tempat di Indonesia dan di dunia.
“Ziarah ini penting karena Keumalahayati merupakan pejuang perempuan Aceh yang langsung mendapat pendidikan militer dari Kesultanan Turki Utsmani di mana para mentornya merupakan pasukan panglima perang dari negeri Palestina yang dikirim kesultanan ke Aceh,” ujar Onny
Dalam kesempatan ziarah tersebut, turut serta, Sekretaris Maemuna Center Indonesia, Affifah Tata, aktivis Maemuna Center Aceh Yurdani Ummu Shafa, Site Manager RSIA, Ir Edi Wahyudi, Sekjen AWG, Yusuf Maulana, dan pengurus AWG Kota Banda Aceh, Teuku Farhan, Irwandi, dan Bang Syeikh.
Baca Juga: PPIH Daker Madinah Matangkan Persiapan untuk Kedatangan Jamaah Haji Gelombang II
Siapa Malahayati?
Laksamana Keumalahayati atau Malahayati dikenal sebagai pendiri Inong Balee, pasukan perang pertama yang seluruh anggotanya adalah perempuan yang cukup disegani. Malahayati disebut sebagai laksamana perempuan pertama di dunia.
Perempuan asli Aceh kelahiran 1 Januari 1550 ini menjadi pahlawan dari Tanah Rencong selain Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia dalam melawan kolonialisme.
Ayah Malahayati adalah Laksamana Mahmud Syah, seorang panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh. Malahayati adalah cicit dari Sultan Salahuddin Syah, raja kedua di Kesultanan Aceh yang memerintah pada 1530 sampai 1539.
Baca Juga: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Tiga Bandara di NTT Tutup Sementara
Saat baru berusia 35 tahun, Malahayati dipercayakan untuk mengemban jabatan penting. Dia menjabat sebagai kepala Barisan Pengawal Istana Rahasia dan panglima Protokol Pemerintah semasa Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil memerintah.
Perlawanan terhadap kolonialisme Portugis pertama kali dilakukan Malahayati lewat pertempuran di perairan Teluk Haru dekat Selat Malaka pada 1586. Suami Malahayati, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief, yang juga Kepala Pengawal Sultan memimpin pertempuran.
Dalam pertempuran tersebut, armada perang Kesultanan Aceh mampu memukul mundur Portugis, tetapi suaminya justru gugur. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cilacap Siap Jadi Kota Unagi Pertama di Indonesia, Pengusaha Malaysia Siap Investasi