Bogor, MINA – Lembaga Kemanusiaan Maemuna Center (Mae_C) sayap kemuslimatan Aqsa Working Group (AWG) bekerjasama dengan Koordinator Muslimah Pusat (KMP), menyelenggarakan Daurah Al-Quds untuk Ummahat (ibu-ibu) di Gedung Muhyiddin Hamidy Lt 2 Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar, Sabtu (20/1).
Ketua Mae_C Ir. Onny Firyanti Hamidy dalam sambutan pembukaannya mengatakan, kegiatan Daurah Al-Quds diselenggarakan untuk meningkatkan literasi tentang seputar Al-Quds, Al-Aqsa dan Palestina.
“Kita berharap cinta dan solidaritas kita terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina diperkuat dengan ilmu yang terkait,” ujarnya.
Ia berharap kepada kaum ibu utusan dari sekitar 30 thoifah (kelompok), agar setelah mengikuti Daurah Al-Quds tersebut, dapat menyampaikan hasilnya kepada keluarga dan komunitasnya masing-masing.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Mendung, Berpotensi Hujan Ringan
Duta Al-Quds Ali Farkhan Tsani dalam penyampaian materinya mengatakan, kedudukan Masjid Al-Aqsa sangat mulia, terhormat dan penting bagi umat Islam seluruh dunia, bukan hanya umat Islam di Palestina.
Al-Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam, bangunan ibadah pertama di muka bumi, terletak di wilayah yang penuh berkah, juga menjadi pusat perjuangan umat Islam, ujarnya.
“Menjadi kewajiban kita semua untuk menjadi bagian dari pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina dari belenggu penjajahan Zionis Yahudi,” ujar Duta Al-Quds alumni Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauliyyah Yaman tersebut.
Ia juga menyampaikan bagaimana tinjauan sejarah para Nabi, sejak jaman Nabi Adam Alaihis Salam hingga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasalam, era Khulafaur Rasyidin, hingga masa kerajaan sesudahnya sampai Kesultanan Turki Utsmani, semua terkait dengan Masjidil Aqsa.
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Tunanetra Internasional
“Hingga akhir jaman dunia ini terkait dengan Masjidil Aqsa, seperti dinubuwahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam tentang kekalahan kaum Yahudi sebelum Hari Kiamat, sampai batu dan pohon berbicara memberitahu keberadaan Yahudi,” lanjut Ali Farkhan, yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.
Dia juga memaparkan bagaimana perjuangan bangsa Palestina sejak Kongres Zionis I tahun 1897, Deklarasi Balfour 2 November 1917, hingga Resolusi PBB Nomor 181 tentang pembagian Palestina untuk Yahudi tahun 1947, dan pengumuman klaim Kemerdekaan sepihak Negara Yahudi tanggal 14 Mei 1948.
Semua proyek Zionis tersebut harus dihadapi bukan hanya oleh bangsa Palestina, tapi juga oleh seluruh kaum Muslimin demi kehormatan Masjidil Aqsa, imbuhnya, mengutip Surat Al-Isra ayat 1 dan beberapa hadits keutamaan Al-Aqsa.
“Palestina juga menjadi isu kemanusiaan terbesar abad ini yang harus menjadi perhatian umat manusia seluruhnya,” lanjutnya.
Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Banyumas, Jateng Terendam Banjir
Materi Daurah Al-Quds sehari terbagi dalam lima bagian, yaitu : Al-Quds Tinjauan Al-Quran, Al-Quds Tinjauan Al-Hadits, Sejarah Palestina Jaman Para Nabi, Geopolitik Palestina sejak pendudukan hingga Normalisasi terkini, serta Peran Muslimah dalam pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina.
Para peserta terdiri kaum ibu dari berbagai profesi, di antaranya : aktivis kepalestinaan, ustadzah/pengajar, pedagang, pengusaha, pemudi, hingga ibu rumah tangga.
Para peserta mendapatkan tugas untuk menyampaikan materi yang diterima di kelompok pengajiannya masing-masing, supaya literasi tentang Al-Aqsa dan Palestina semakin menyebar di kalangan umat. (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BNPB Pastikan Tanggap Darurat Sukabumi Berjalan Cepat dan Tepat