Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa IPB Buat Aplikasi Hijrah-ID untuk Bantu Mualaf Berhijrah

Rana Setiawan - Kamis, 25 Juli 2019 - 00:14 WIB

Kamis, 25 Juli 2019 - 00:14 WIB

15 Views

Bogor, MINA – Mahasiswa IPB University membuat aplikasi android bernama Hijrah-ID untuk memudahkan mualaf berhijrah. Hijrah-ID merupakan aplikasi berbasis android yang dapat diunduh secara gratis melalui Google Playstore.

Aplikasi tersebut dibuat dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa-Cipta (PKM-KC). Mereka adalah mahasiswa Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yakni Fakhoor Izaaz Wildhanrahman, Chamdan Laylan Abdul Baaqiy dan Wardiman Perdian dengan dibimbing oleh Firman Ardiansyah, SKom, MSi.

Hijrah-ID ditujukan bagi Mualaf untuk membantu mempelajari dan memahami agama Islam. Para mualaf dapat menggunakan fitur yang terdapat dalam aplikasi Hijrah ID yaitu artikel Islam, konsultasi, info kajian mualaf, dan fitur goals yang berisi materi pembelajaran mualaf.

Ketua tim PKM, Fakhoor Izaaz Wildhanrahman menyampaikan pembuatan Hijrah ID dilatarbelakangi adanya kenaikan jumlah mualaf di Indonesia sebesar 14,6 persen pada tahun 2017.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

“Sebagai upaya menghadapi jumlah mualaf yang terus naik tiap tahun diperlukan proses pembelajaran dan pembinaan yang efektif, agar tujuan dari agama dapat dipenuhi secara utuh,” jelasnya sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA, Rabu (24/7).

Selain itu, lanjut Fakhoor, mualaf masih menghadapi tantangan dan hambatan antara lain masih adanya mualaf yang memiliki karakteristik khusus, yaitu kesulitan dalam penyesuaian diri, maupun kesulitan dalam bersosialisasi di tengah masyarakat muslim.

Selain permasalahan yang dihadapi para mualaf, tantangan dan hambatan juga dialami dalam proses pembinaan mualaf, seperti kurangnya sumber daya pembina, kurangnya lembaga yang menaungi mualaf, sampai materi yang kurang terstruktur.

Problem terbesar dalam kasus mualaf di Indonesia adalah pembinaan. Seperti dilansir laman NU Online menyatakan bahwa pembinaan terhadap mualaf belum terstruktur dengan baik. Tidak ada pembinaan secara jelas tentang materi apa yang harus diberikan kepada mualaf.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Pembinaan mualaf yang optimal merupakan suatu hal yang tidak mudah, dikarenakan jumlah mualaf yang meningkat setiap bulan dan tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan metode yang baik melalui komunikasi yang efektif, karena terbatasnya waktu dan sumber daya dari pembina.

“Aplikasi yang betul-betul menangani mualaf dalam segi pembelajaran saat ini belum ada.Oleh karena itu tim kami menawarkan aplikasi pembelajaran yang khusus untuk para mualaf, ” tegas Fakhoor.

Dia berharap dengan adanya aplikasi Hijrah-ID dapat membantu mualaf dalam belajar agama Islam dan membantu proses pembinaan mualaf yang efektif dan inovatif.

Hijrah-ID memiliki materi pembelajaran yang terstruktur berdasarkan Modul Pembinaan Mualaf dari Mualaf Center Baznas sekaligus sebagai sarana konsultasi berbasis aplikasi untuk para mualaf di Indonesia.

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Konsep ini bertujuan untuk membantu mualaf mendapat bimbingan dan belajar mengenai agama Islam serta melakukan konsultasi kepada pembina melalui aplikasi ini. (L/R01/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Rekomendasi untuk Anda