Jakarta, MINA – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengingatkan mahasiswa untuk tidak jadi joki pada ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Sebab, jika tertangkap, mahasiswa yang bersangkutan akan langsung di-drop out dari tempatnya menimba ilmu.
“Tahun lalu ada praktek perjokian di dua tempat, yaitu di Solo dan di Makasar. Tahun ini kita sudah antisipasi, perjokian akan ditangkap. Kalau joki itu mahasiswa akan langsung dikeluarkan,” ujar Nasir kepada awak media di Gedung Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Senin (7/5).
Tahun ini, jumlah peserta yang terdaftar mengikuti ujian SBMPTN sebanyak 860.001. Dari jumlah yang besar itu, Nasir berharap setidaknya ada 30 persen dari total kuota peserta yang ditetapkan pemerintah bisa diterima. Pemerintah sendiri menetapkan kuota sebanyak 320 ribu. Artinya ada sekitar 100 ribu lebih peserta yang diharapkan lolos.
Pelaksanaan SBMPTN akan dilakukan dengan dua kategori. Yakni kategori ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) dan ujian tertulis berbasis cetak (UTBC). Pemilihan kategori tersebut disesuaikan dengan kesiapan dari pelaksana ujian.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Sementara terkait persoalan tahun lalu akan adanya beberapa soal yang bocor, Nasir juga memastikan hal itu tidak terjadi pada tahun ini. Ia menegaskan, tahun ini soal relatif aman tidak ada masalah.
Menurut Nasir, kebocoran soal ujian SBMPTN tahun lalu itu terjadi karena masalah distribusi. Kendalanya dalam pengangkutan. Pengangkutan yang kadang-kadang jadi problem dari pusat percetakan ke daerah-daerah, risiko kebocorannya tinggi. (L/R06/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia