Washington, 18 Dzulhijjah 1437/20 September 2016 (MINA) – Mahasiswa Muslim di Universitas Harvard kecewa atas terpilihnya pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang mendapat penghargaan kemanusian di perguruan tertinggi tertua di Amerika Serikat itu.
Kekecewaan itu dikarenakan konselor yang pernah mendapat Nobel Perdamaian 1991 lalu, tetap diam atas penganiayaan terhadap minoritas Muslim di negara itu. Demikian yang diberitakan Collagefix.com yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Yayasan Harvard memberikan penghargaan tahunan kepada Suu Kyi atas karya-karyanya dan perbuatannya yang telah meningkatkan kualitas hidup di Myanmar. Penerimaan penghargaan baru termasuk aktivis pendidikan Malala Yousafzai dan Sekretariat Jenderal PBB Ban Ki-Moon.
Direktur Hubungan Eksternal Masyarakat Harvard, Anwar Omeish mengatakan, keputusan untuk memilih Suu Kyi pada acara tahunan yang diselenggarakan Sabtu (17/9) pekan lalu di Pusat Sains itu telah membuat geger.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
“Saya pikir, kita melihat jenis retorika seputar Rohingya di Myanmar, perang serupa yang hanya retorika teror yang menciptakan kekerasan terhadap orang di seluruh dunia dan yang mempengaruhi kita di sini,” katanya.
Suu Kyi telah menjadi tahanan rumah selama 15 tahun pada 1989 untuk memprotes kediktatoran yang dipimpin oleh junta militer. (T/P003/P001)
Mi’raj Islamic News Agaency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas