Mahasiswa Palestina Akhirnya Kuliah di Harvard

Cambridge, MINA – Seorang yang ditolak masuk ke Amerika Serikat (AS) hanya beberapa hari sebelum ia dijadwalkan untuk memulai kelas di , akhirnya bisa masuk dan diterima di negara itu.

Universitas Harvard mengkonfirmasi bahwa telah berada di kampus saat kelas dimulai pada Selasa (3/9), demikian Nahar Net melaporkan.

“Sepuluh hari terakhir sulit dan penuh kecemasan, tetapi kami sangat berterima kasih atas ribuan pesan dukungan dan terutama pekerjaan AMIDEAST,” kata keluarga Ismail merujuk pada organisasi akademik yang memberikan beasiswa kepada putra mereka.

“Kami berharap sekarang bahwa semua orang dapat menghormati privasi kami dan Ismail. Dia sekarang dapat fokus pada menetap di Perguruan Tinggi dan pekerjaan kelasnya yang penting,” tambah pernyataan itu.

Pengacara Ismail, Albert Mokhiber, menyebut kasus kliennya sebagai “kisah sedih klasik dengan akhir yang sangat unik dan bahagia.”

“Melawan segala rintangan, seorang pengungsi Palestina yang bersekolah di sekolah-sekolah UNRWA di kamp-kamp Lebanon, mendapatkan beasiswa penuh ke Harvard, mencapai satu blok jalan, tetapi pada akhirnya diberikan izin masuk ke AS untuk mengejar impian kuliahnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Ajjawi ditolak masuk pada 23 Agustus setelah menghabiskan delapan jam di Bandara Internasional Boston Logan. Sebelumnya itu tinggal di Lebanon.

Mahasiswa baru berusia 17 tahun itu mengatakan, penolakan AS itu ada hubungannya dengan unggahan media sosial yang berorientasi politik oleh teman-temannya.

Kepabeanan dan Perlindungan Perbatasan AS hanya mengatakan bahwa keputusan untuk membatalkan visa Ismail didasarkan pada informasi yang ditemukan selama inspeksi.

Kepabeanan pada Selasa mengatakan, Ajjawi “mengatasi semua alasan tidak dapat diterimanya” dan dimasukkan ke negara itu dengan visa pelajar. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.