London, MINA – Koalisi Serikat Mahasiswa dan Organisasi Pro-Palestina di Australia menyerukan pencabutan definisi baru anti-Semitisme yang diadopsi oleh beberapa universitas, dengan peringatan bahwa mengkritik genosida di Gaza bukanlah tindakan anti-Semit.
Koalisi 26 perkumpulan mahasiswa Muslim dan 35 kelompok pro-Palestina mengeluarkan pernyataan bersama tersebut, Rabu (23/4). Quds Press melaporkan.
Serikat mahasiswa mengatakan, definisi anti-Semit dapat membingungkan kritik terhadap kebijakan Israel dengan ekspresi kebencian terhadap orang Yahudi sebagai suatu kelompok.
Mereka mengatakan pada agenda Mengenang Holocaust Internasional bahwa penggunaan anti-Semit secara sistematis mengkriminalisasi mahasiswa Palestina, Muslim, dan Arab.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Koalisi mendesak universitas-universitas Australia untuk “mencabut definisi tersebut,” sekaligus menyerukan pencabutan kebijakan yang menyasar protes dan aksi duduk di kampus, yang berkontribusi pada pembatasan kebebasan berekspresi dan advokasi untuk tujuan kemanusiaan.
Pernyataan itu menjelaskan bahwa tindakan keras terhadap aktivis pro-Palestina di kampus-kampus universitas di Australia merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menekan suara-suara kritis terhadap Israel di universitas-universitas di Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat lainnya.
Sebagai bagian dari kebijakan ini, beberapa universitas Australia telah menjatuhkan sanksi disiplin kepada aktivis mahasiswa, sementara yang lain telah mengambil tindakan pengendalian yang ketat, seperti memantau penggunaan internet di Universitas Melbourne dan membatasi pesan politik di Universitas Sydney.
Seorang anggota kelompok Mahasiswa Melbourne untuk Palestina (UM4P), yang turut menyelenggarakan perkemahan mahasiswa di universitas tersebut, mengatakan bahwa penerapan definisi koalisi internasional sangat mengkhawatirkan karena hal ini terjadi setelah satu tahun penuh aktivisme intens dalam mendukung Palestina.
Baca Juga: Mantan Menteri Pertahanan Ungkap Kebohongan Pemerintah Israel Soal Terowongan
Mahasiswa tersebut menambahkan bahwa upaya mereka difokuskan pada “meningkatkan kesadaran akan kontroversi global seputar definisi ini dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap kebebasan berekspresi dan dukungan terhadap hak-hak Palestina.”
Seorang mahasiswa Universitas Melbourne, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan, “Penerapan definisi ini oleh universitas-universitas Australia merupakan bentuk pengabaian yang terang-terangan terhadap keselamatan mahasiswa Palestina dan Muslim, dan terhadap siapa pun yang menyatakan solidaritas terhadap Palestina.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNRWA: Israel Gunakan Bantuan sebagai Alat Tawar dan Senjata Perang di Gaza