Malang, MINA― Pemakaian listrik pada mesin cuci membuat pengeluaran rumah tangga semakin tinggi. Hal ini menggugah sekelompok mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan Mesin Cuci Gowes.
Sembari menempuh mata kuliah Pengembangan Produk untuk membuat satu karya, salah satu kelompok yang diwakili oleh Arfian Sinatrya Darussalam berhasil membuat alat baru dengan memodifikasi berbagai peralatan lama, demikian keterangan pers UMM, Senin (25/6).
Kelompok di bawah bimbingan dosennya Muhammad Lukman ini memanfaatkan mesin cuci rusak yang sudah tidak dipakai lagi lalu menggabungkannya dengan sepeda.
Inovasi yang dilakukan Arvian dan delapan orang anggota kelompoknya ini memberikan solusi khususnya bagi ibu rumah tangga untuk memudahkan mencuci baju dengan biaya yang relatif murah.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Mesin ini dibuat dengan manfaatkan beberapa bagian rangka yang dirangkai dengan semacam gir untuk memutar bagian dalam mesin cuci. Mengandalkan kaki untuk menggowes sepeda, alat ini cukup mudah digunakan.Memakan waktu pengerjaan sekitar tiga bulan, proses penyempurnaan terus dilakukan mulai dari riset hingga produksi.
“Ke depannya kami ingin membuat mesin cuci gowes yang lebih baik dan lebih baik lagi,” tutur Arvian.
Saat ini, mesin cuci gowes masih di pakai secara pribadi oleh Arvian dan teman-temannya di kos. Setelah unjuk gigi di gelar produk universitas, mesin ini akan diikutkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Mereka pun berharap kelak mesin ini dapat dikomersilkan.
Sekretaris Prodi Teknik Industri Dian Palupi Restuputri menegaskan, mata kuliah Pengembangan Produk menjadi awal dari mahasiswa menghasilkan suatu karya, baik memodifikasi yang sudah atau membuat karya baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Keterampilan jurusan teknik industri salah satunya adalah membuat suatu produk yang nantinya dapat diaplikasikan baik untuk dunia industri maupun masyarakat,” tegasnya.(R/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September