Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswi Indonesia di Swiss Luncurkan Aplikasi Batik Digital

sajadi - Rabu, 19 Agustus 2020 - 10:27 WIB

Rabu, 19 Agustus 2020 - 10:27 WIB

3 Views

​Bern, MINA – Mahasiswi Indonesia di Università della Svizzera Italiana (USI), Swiss, bekerja sama dengan Organisasi PBB untuk Pendidikian, Ilmu Pengetahuan dan Budaya (UNESCO) meluncurkan aplikasi iWareBatik yang bertujuan menjadi arsip digital Batik sebagai warisan budaya tak benda.

Peluncuran tersebut bertepatan dengan peringatan Kemerdekaan RI yang ke-75, Senin (17/8) di Bern, Swiss.

“Aplikasi iWareBatik akan bermanfaat untuk mengidentifikasikan tekstil Batik, nilai-nilai filosofis di balik motifnya, tempat asal dan informasi-informasi lain yang relevan dengan Batik tersebut,” kata KBRI Bern dalam keterangan persnya, Rabu (19/8).

iWareBatik diluncurkan dalam bentuk laman iwarebatik.org dan aplikasi ponsel pintar. Lebih dari 100 motif Batik telah terdokumentasikan, dan masih akan terus diperkaya lagi dengan motif-motif Batik lainnya.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Aplikasi itu juga dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang memungkinkan para pengguna mengetahui motif batik dengan mengambil foto kain batik yang sedang dipakai.

Hingga saat ini, aplikasi tersebut dapat mengidentifikasi beberapa motif batik, yaitu merak, kawung, ampiek, parang, dan akan dikembangkan lebih lanjut di masa yang akan datang.

Puspita Ayu Permatasari, selaku Koordinator Riset Teknologi Komunikasi iWareBatik untuk Batik Indonesia, menyampaikan filosofi dibalik iWareBatik yaitu “I am aware of Batik”.

“Melalui aplikasi ini, kami berharap orang-orang tidak hanya memakai batik (wear) tapi juga memahami (aware) makna batik yang sedang dipakai,” jelasnya.

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Puspita kini tengah menekuni Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk Warisan Budaya Tak Benda dan Pariwisata sebagai fokus studi S3-nya di USI.

Fitur peta interaktif juga tersedia pada aplikasi ini, sehingga orang-orang dapat mengetahui motif Batik yang khas dari masing-masing provinsi di Indonesia.

“Harapannya, orang-orang yang berkunjung ke Indonesia, misalnya ke Kalimantan Selatan, atau Maluku, atau provinsi mana saja, bisa mengetahui motif Batik yang khas dari daerah tersebut, sebelum memutuskan membeli batik apa yang dijadikan souvenir,” lanjut Puspita.

Dalam proses pengembangan aplikasi ini pun, Puspita dan tim USI juga melakukan konsultasi intens dengan pihak KBRI Bern.

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

“Ide untuk digitalisasi batik ini dapat sejalan dengan peningkatan jumlah wisatawan yang akan datang ke Indonesia untuk membeli dan menggunakan batik,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman D. Hadad.

Oleh karena itu, materi tentang pariwisata Indonesia pun dimasukkan di dalam aplikasi tersebut. (R/RE1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Rekomendasi untuk Anda