Kuala Lumpur, 18 Muharram 1436/11 November 2014 (MINA) – Mantan perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyatakan budaya asing mengancam dan melemahkan umat Islam.
“Menjadi tanggung jawab semua pihak untuk menjelaskan kepada generasi akan datang, bahaya pemahaman asing seperti liberalisme yang berasal dari barat,” kata TMahathir sebagaimana yang dilaporkan oleh reporter Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rifa Arifin di Malaysia.
Dalam Konferensi Persidangan Kuala Lumpur (KL Summit), Selasa, bertempat di Hotel Pasifik, Kuala Lumpur, bertema ‘Civil State – Islamic Perspective’ Mahatir mengatakan, umat Islam saat ini kehilangan identitasnya sebagai Muslim.
“Banyak di antara Muslim yang suka meniru apa yang datang dari negara barat sehingga hal itu melanggar nilai budaya agama dan negara,” katanya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Dia menegaskan, segala sesuatu yang bertentangan dengan Islam akan hancur, karenanya peradaban barat saat ini telah hancur moralnya.
Mahatir menyayangkan ketiadaan strategi jitu dalam menangkis budaya asing yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
“Itulah hal yang telah menyebabkan umat Islam semakin terpecah dan lemah.” tegasnya.
Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Muslimin Malaysia (ISMA), Yayasan Persahabatan Malaysia-Turki (MTFF), Pusat Diplomatik Arab-Turki (TAIM) dengan kerjasama Gabungan Persatuan-Persatuan Islam Bukan Kerajaan (ACCIN).
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Konferensi bertujuan membahas dan menganalisa permasalahan yang sedang dihadapi umat Islam dunia.
Tokoh yang hadir dalam konferensi itu, mantan Menteri Luar Negeri Maroko, Dr. Saadudin Al-Uthmani, Presiden Partai Nahdah Tunisia, Rashid Ghannouchi, Wakil Kesatuan Ulama Dunia, Mohamad Hasan Al-Dadu, Mantan Presiden Sudan, Ali Osman Taha, Ketua Hal Ehwal Luar Biro Politik HAMAS, Sheikh Jamal Isa dan Wakil Perdana Menteri Turki, Mr. Muhammet Bilal Macit.
Turut hadir juga Pemimpin Lembaga Syarak dan Islah Mesir, Dr Muhammad Yusri, Pemikir dan Penganalisis Politik Timur Tengah Dr. Abdullah An-Nafisi, pemikir dan pengkaji gerakan Islam sedunia, Syeikh Muhamad Ahmad Ar-Rashid, Presiden Partai Keadilan dan Sejahtera Indonesia (PKS) Anis Matta, Umar Rasyid perwakilan dari Aqsa Working Group (AWG) dan masih banyak yang lainnya.(L/P013/P004/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MNA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam