Kuala Lumpur, MINA – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamed, menggambarkan Israel sebagai negara teroris dan akar penyebab ketidakstabilan di dunia.
Berbicara kepada para pemuda di Konferensi Tahunan Al Sharq 2019 di Kuala Lumpur, pemimpin Malaysia itu menekankan bahwa sudah tiba saatnya bagi komunitas internasional untuk berdiri bersama dan mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina, Palinfo melaporkan pada Kamis (2/5).
“Apartheid, genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan agresi dan semua kejahatan yang dapat ditimbulkan manusia terhadap orang lain dapat dikompilasi di Palestina milik negara barbar, arogan, teroris yang disebut Israel,” ujarnya.
“Sampai dan kecuali masyarakat internasional berkomitmen untuk menemukan solusi untuk mengakhiri pendudukan tanah milik Palestina, kawasan dan seluruh dunia tidak akan memiliki banyak kesempatan untuk stabilitas dan ketertiban,” katanya dalam pidato sebelum membuka konferensi, yang diadakan pertama kali di Malaysia itu.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Sambutannya mendapat tepuk tangan meriah dari para peserta.
Mahathir juga mengatakan, pembunuhan tidak masuk akal terhadap orang-orang tak berdosa berlanjut dalam invasi ke Afghanistan dan Irak oleh koalisi pimpinan-AS pada tahun 2001 dan 2003, yang terlihat lebih kacau daripada stabilitas di kawasan itu sebelum Arab Springs muncul.
“Negara-negara seperti Suriah, Libya, dan Yaman hari ini memberikan gambar-gambar tentang tragedi manusia, sementara seluruh dunia menyaksikan tanpa daya,” ungkapnya.
“Penderitaan mereka bukan berasal dari perselisihan internal, tetapi lebih merupakan campur tangan dan intervensi dari kekuatan eksternal yang jelas-jelas melakukannya karena kepentingan pribadi, disamarkan di bawah tabir demokrasi dan hak asasi manusia,” kata Mahathir.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Perdana menteri itu menggarisbawahi, peradaban kuno atau lebih tepatnya tempat lahir peradaban ini tenggelam oleh kekuatan masa kini, yang telah menyebut diri mereka sebagai pemimpin peradaban modern.
“Tidak ada yang beradab dalam tindakan atau perilaku mereka. Satu-satunya yang dapat mereka tunjukkan adalah teknologi yang mampu menghasilkan persenjataan yang sangat efisien dalam melukai, membunuh, dan membunuh ribuan orang,” pungkasnya. (T/Ast/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza