Kuala Lumpur, 27 Sya’ban 1436/14 Juni 2015 (MINA) – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta Myanmar keluar dari keanggotaan ASEAN jika tidak menerima dan memberikan perlindungan terhadap warga Muslim Rohingya.
Media setempat The Star memberitakan, Mahathir mengatakan sebagai pembicara kunci pada Konferensi Internasional “Penderitaan Rohingya, Kejahatan Terhadap Kemanusiaan” di Kuala Lumpur, Jumat (12/6) lalu.
Menurutnya, warga Rohingya telah menjadi bagian dari Myanmar selama lebih dari 800 tahun, dan mengusir warga berdasarkan asal-usul mereka itu termasuk melanggar hukum.
“Malaysia saat itu bisa menerima mereka yang dibawa oleh penjajah Inggris, Myanmar juga harus menerima Rohingya,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mahathir juga mendesak negara-negara seperti ini hanya memberi ASEAN nama yang buruk. “Jadi jika Anda ingin melakukan genosida, meninggalkan ASEAN,” kata Dr Mahathir.
“Myanmar tidak menanggapi desakan untuk bertindak lebih manusiawi. Sebaliknya, terus melakukan pembunuhan terhadap warga Rohingya,” tambahnya.
Mahathir juga sudah menulis surat mengenai hal tersebut kepada Aung San Suu Kyi, ikon prodemokrasi peraih Nobel Perdamaian dari Myanmar, namun belum ada tanggapan.
“Jadi, nasib warga di sana perlu dipertahankan dari luar,” ujar Mahathir.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Ia menambahkan, jika masalah manusia perahu dianggap masalah politik, makanya, itu mungkin dapat diterima, atau soal warga negara itu masalah internal. Tapi soal pembunuhan sesama manusia tidak boleh ditoleransi. Mereka tidak memiliki hak untuk memperlakukan manusia seperti itu.
“Jika dilanggar, maka negara-negara lain harus memiliki hak untuk ikut campur,” katanya. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam