Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MAHATHIR: MYANMAR KELUAR DARI ASEAN JIKA TIDAK TERIMA ROHINGYA

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 14 Juni 2015 - 09:23 WIB

Ahad, 14 Juni 2015 - 09:23 WIB

791 Views

rohingya-300x198.jpg" alt="mahathir rohingya" width="338" height="223" /> Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.(Foto: The Star)

Kuala Lumpur,  27 Sya’ban 1436/14 Juni 2015 (MINA) – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta Myanmar keluar dari keanggotaan ASEAN jika tidak menerima dan memberikan perlindungan terhadap warga Muslim Rohingya.

Media setempat The Star memberitakan, Mahathir mengatakan sebagai pembicara kunci pada Konferensi Internasional “Penderitaan Rohingya, Kejahatan Terhadap Kemanusiaan” di Kuala Lumpur, Jumat (12/6) lalu.

Menurutnya, warga Rohingya telah menjadi bagian dari Myanmar selama lebih dari 800 tahun, dan mengusir warga berdasarkan asal-usul mereka itu termasuk melanggar hukum.

“Malaysia saat itu bisa menerima mereka yang dibawa oleh penjajah Inggris, Myanmar juga harus menerima Rohingya,” ujarnya.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Mahathir juga mendesak  negara-negara seperti ini hanya memberi ASEAN nama yang buruk. “Jadi jika Anda ingin melakukan genosida, meninggalkan ASEAN,” kata Dr Mahathir.

Myanmar tidak menanggapi desakan untuk bertindak lebih manusiawi. Sebaliknya, terus melakukan pembunuhan terhadap warga Rohingya,” tambahnya.

Mahathir juga sudah menulis surat mengenai hal tersebut kepada Aung San Suu Kyi, ikon prodemokrasi peraih Nobel Perdamaian dari Myanmar,  namun belum ada tanggapan.

“Jadi, nasib warga di sana perlu dipertahankan dari luar,” ujar Mahathir.

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

Ia menambahkan, jika masalah manusia perahu dianggap masalah politik, makanya, itu mungkin dapat diterima, atau soal warga negara itu masalah internal. Tapi  soal pembunuhan sesama manusia tidak boleh ditoleransi. Mereka tidak memiliki hak untuk memperlakukan manusia seperti itu.

“Jika dilanggar, maka negara-negara lain harus memiliki hak untuk ikut campur,” katanya. (T/P4/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Wapres RI Ma'ruf Aamiin menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024) (Foto: Setwapres RI)
Asia
Asia