Tel Aviv, MINA – Kelompok HAM Palestina dan Israel pada Selasa (13/10) menyuarakan keprihatinannya atas kondisi Maher Al-Akhras (49), tahanan Palestina yang sudah mogok makan 79 hari menentang penahanannya yang tanpa dakwaan oleh Israel.
Akhras sekarang berada di rumah sakit Israel karena menderita sakit jantung, kejang dan kadang-kadang mengalami koma, kata istrinya. MEMO melaporkan.
Akhras adalah seorang penduduk kota Jenin di utara Tepi Barat yang diduduki Israel. Ia ditahan pada Juli di bawah perintah “penahanan administratif” Israel.
Badan keamanan internal Israel Shin Bet mengatakan, Akhras ditahan setelah mereka menerima informasi bahwa dia adalah seorang agen dari kelompok pejuang Jihad Islam. Namun, tuduhan itu dibantah oleh istrinya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Akhras dipindahkan tiga pekan lalu ke rumah sakit Kaplan di kota Rehovot, Israel. Di sana dia telah minum air, tetapi menolak makan makanan padat, menurut keluarganya.
Di rumah sakit, istri Akhras, Taghreed, mengatakan, suaminya akan melanjutkan mogok makan untuk pembebasannya segera, meskipun ada keputusan pada Senin (12/10) oleh Mahkamah Agung Israel untuk tidak memperpanjang masa penahanan empat bulannya setelah 26 November.
“Tanggung jawab atas apa yang terjadi selanjutnya terletak pada mereka yang dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan bahkan kematian,” kata kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem, yang memantau kasus tersebut.
“Mereka masih bisa menghentikan ini terjadi,” kata B’Tselem.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Istri Ahkras mengatakan, suaminya terlalu lemah untuk meninggalkan tempat tidurnya. Ia tidak diborgol di rumah sakit dan tidak ada penjaga yang terlihat di dekat kamarnya.
Pusat Hak Asasi Manusia Palestina yang berbasis di Gaza meminta kelompok-kelompok hak asasi internasional untuk segera campur tangan demi “menyelamatkan nyawa Akhras sebelum terlambat.”
Ada sekitar 5.000 warga Palestina di penjara Israel, 350 di antaranya di bawah penahanan administratif, kata pejabat Palestina. Pejabat Israel mengatakan, penahanan tanpa pengadilan kadang-kadang diperlukan untuk melindungi identitas para pelaku yang menyamar.
Di Gaza, aktivis yang terkait dengan Jihad Islam mengatakan, mereka telah kembali meluncurkan balon pembakar ke Israel. Sebuah poster dengan gambar Akhras dan kata-kata “kesabaran kami hampir habis” dipasang pada balon. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)