rukyat-alriyadh-300x199.jpg" alt="" width="600" height="398" />
Riyadh, MINA – Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi meminta umat Islam di wilayahnya untuk melihat bulan sabit (rukyat) awal bulan Dzulhijjah Senin sore ini (21/8), tanggal 29 Dzulqa’dah menurut kalender Umm Al-Qura.
Mahkamah Agung mengatakan, setiap umat Islam yang melihat bulan sabit baru dengan mata telanjang atau melalui alat bantu teropong dan sejenisnya untuk melapor ke pengadilan terdekat untuk mendaftarkan kesaksiannya, Saudi Press Arab (SPA) melaporkan.
“Warga yang melihat bulan tapi kesulitan mencapai pengadilan, bisa meminta bantuan polisi terdekat,” bunyi pernyataan.
Pengumuman menambahkan, jika bulan sabit tidak dapat dilihat pada Senin sore nanti, maka akan disempurnakan Selasa menjadi 30 Dzulqa’dah.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Penampakan bulan baru Dzulhijjah akan menentukan hari berkumpulnya jamaah haji di padang Arafah tanggal 9 Dzulhijjah, sebagai puncak ibadah haji, dan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah.
Dzulhijjah adalah bulan keduabelas dan terakhir dalam penanggalan hijriyah. Umat Islam menggunakan hisab, rukyah, maupun mengikuti penetapan awal Dzulhijah di Arab Saudi. Bulan ini di sebut juga bulan haji.
Haji adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup. Ini adalah satu dari lima Rukun Islam, di samping Syahadat, Salat, Zakat, dan puasa. Haji adalah pertemuan tahunan terbesar orang-orang di dunia.
Keadaan yang secara fisik dan finansial mampu melakukan ibadah haji disebut istita’ah, dan seorang Muslim yang memenuhi syarat ini disebut mustati. Haji adalah ketundukan mereka kepada Tuhan (Allah). Kata Haji berarti “berniat melakukan perjalanan”, yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam niat.(T/RS2/P2)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)