New York, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas tiba di New York pada Senin (14/1) untuk memimpin pertemuan “Kelompok 77 (G77) dan China” yang akan diadakan di Markas Besar PBB, New York pada Selasa (15/1).
Juru Bicara Kepresidenan Nabil Abu Rudeineh mengatakan, Abbas akan menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB, ia juga akan menyampaikan rasa terima kasih karena memilih Palestina untuk memimpin blok terbesar PBB pada tahun 2019 ini, demikian Wafa melaporkan yang dikutip MINA.
“Ini adalah peristiwa bersejarah penting, yang ditambahkan pada pencapaian politik Negara Palestina, sejak bergabung dengan PBB sebagai negara pengamat tahun 2012,” katanya.
Ia menambahkan, hal ini juga merupakan pencapaian penting untuk menegaskan identitas Palestina di komunitas internasional, yang telah coba dihapuskan oleh kekuatan pendudukan Israel selama ini.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Presiden Abbas didampingi oleh Riyad Malki, Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat, Majdi al-Khalidi Penasihat Diplomatik Presiden, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour, dan Saeb Erekat, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PBB, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Riyad Mansour mengatakan, semua upaya akan dilakukan untuk membuat Presiden Palestina sukses dalam G77.
“Kami akan melakukan semua yang kami bisa, di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas, menjadikan kepresidenan kami atas “Kelompok 77 dan China” pada tahun 2019 sukses untuk memenangkan kepercayaan dunia dan rasa hormat terhadap Palestina, para pejabat dan kepemimpinannya,” katanya.
Dia mengatakan Palestina akan menegosiasikan masalah-masalah pembangunan dan ekonomi atas nama kelompok itu, yang menghasilkan lebih dari 70 persen dari agenda pembangunan PBB.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Palestina mengambil kursi kepresidenan G77 dengan pemungutan suara luar biasa pada bulan Oktober dengan 146 negara memberikan suara mendukung, tiga menentang (Amerika Serikat, Israel dan Australia), dan 15 abstain.
Ini dipandang sebagai kemajuan besar bagi upaya Palestina untuk mendapatkan pengakuan internasional.
Pemungutan suara ini juga meningkatkan status hukum Palestina di PBB untuk memungkinkannya memimpin blok PBB terbesar dan mewakilinya di semua forum dan acara PBB.
G77 didirikan pada tahun 1964, dinamai demikian setelah 77 negara anggota PBB membentuknya untuk mempromosikan kepentingan ekonomi kolektif di PBB. Keanggotaannya kemudian berkembang menjadi 134 negara dan Cina bergabung tetapi tidak sebagai anggota. Blok tersebut mewakili 80 persen penduduk dunia dan berbicara sebagai satu suara.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Palestina terpilih sebagai negara pengamat non-anggota di PBB pada November 2012 setelah gagal mendapatkan keanggotaan penuh, karena penolakan AS, salah satu anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyak hak veto.
Sebagai negara pengamat, Palestina tidak diizinkan memilih tetapi dapat bergabung dengan semua organisasi anggota PBB. (T/Ais/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian