Hidup di dunia ini adalah ujian sementara yang menentukan nasib kita di akhirat kelak. Allah SWT telah menciptakan kehidupan ini sebagai tempat untuk menguji siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya. Sebagaimana firman-Nya: “Dia-lah yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2). Namun, sering kali manusia terlena dengan gemerlap dunia hingga melupakan tujuan hidup yang sesungguhnya. Padahal, setiap yang hidup pasti akan menghadapi kematian, dan setelahnya, hari kiamat akan menjadi panggung utama untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan kita.
Di antara peristiwa penting pada hari kiamat adalah Mahsyar dan Mansyar, dua tahap yang akan menentukan akhir perjalanan manusia. Di Mahsyar, semua manusia akan dikumpulkan tanpa terkecuali, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah: “Dan kami kumpulkan mereka, maka tidak ada seorang pun dari mereka yang ditinggalkan.” (QS. Al-Kahfi: 47).
Di Mansyar, setiap amal perbuatan akan diperhitungkan dengan sangat teliti. Allah berfirman: “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8). Dengan memahami ini, kita diingatkan untuk senantiasa menyiapkan bekal terbaik berupa iman dan amal saleh sebelum menghadapi kehidupan abadi di akhirat.
Mahsyar adalah tempat di mana seluruh umat manusia akan dihimpun setelah dibangkitkan dari kubur. Bayangkan, setiap manusia yang pernah hidup, dari zaman Nabi Adam AS hingga umat terakhir, akan berdiri bersama di suatu tempat yang luas, tanpa ada yang terlewatkan.
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah (Wasjud Waqtarib)
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kitab, sebagaimana Kami memulai ciptaan, demikianlah Kami mengulanginya. Itu adalah janji yang pasti Kami tepati.” (Al-Anbiya: 104). Mahsyar adalah tempat di mana kita akan berdiri di hadapan Allah, dan amal perbuatan kita selama hidup di dunia akan dihitung.
Keadaan kita di Mahsyar sangat tergantung pada apa yang telah kita lakukan selama hidup. Bagi mereka yang beriman dan bertakwa, Mahsyar akan menjadi tempat penuh harapan, di mana rahmat Allah akan menyertai mereka. Namun, bagi mereka yang lupa dan menyia-nyiakan hidup, Mahsyar akan menjadi saksi penyesalan yang tiada habisnya. Di sana, kita akan merasakan betapa besar dampak setiap keputusan dan perbuatan kita, baik atau buruk, pada kehidupan akhirat yang abadi.
Setelah melalui Mahsyar, kita akan dihadapkan pada Mansyar, tempat di mana setiap amal perbuatan kita diperhitungkan secara rinci oleh Allah. Mansyar bukan sekadar tempat, tetapi sebuah proses yang menentukan kehidupan kita selanjutnya.
Allah SWT berfirman: “Pada hari itu setiap jiwa akan diberi balasan yang setimpal dengan apa yang telah dikerjakannya.” (Al-Zalzalah: 7). Setiap amal, sekecil apapun, akan dihitung dengan adil dan sempurna. Tidak ada yang terlewat atau terlupakan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu
Di sinilah kita akan dimintai pertanggungjawaban atas segala amal yang telah kita lakukan. Ketika kitab amal kita dibuka, kita akan melihat kebaikan-kebaikan kita, meskipun itu hanya senyum kecil atau bantuan ringan kepada sesama. Namun, kita juga akan melihat dosa-dosa yang pernah kita perbuat.
Meski demikian, bagi mereka yang bertaubat dan berusaha memperbaiki diri, ada harapan besar untuk memperoleh ampunan Allah yang Maha Pengasih. Seperti yang disebutkan dalam hadits, “Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang bertobat.” (Tirmidzi). Harapan ini seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk terus memperbaiki diri dan bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Pada hari itu, kita akan menyadari betapa pentingnya setiap detik yang kita miliki di dunia ini. Tak ada amal yang sia-sia, bahkan yang terkecil sekalipun. Setiap amal baik, meski sederhana, akan membawa dampak luar biasa di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada amal yang dianggap kecil di sisi Allah, meskipun itu hanya biji kurma yang diberikan dengan niat yang baik.” (HR. Muslim). Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga dan memperbaiki amal kita, karena Allah memperhitungkan setiap perbuatan kita, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah
Mahsyar dan Mansyar mengajarkan kita tentang keadilan Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun amal perbuatan kita yang luput dari perhatian-Nya. Segala amal baik atau buruk akan diperlakukan dengan adil, sesuai dengan apa yang telah kita lakukan.
Namun, Allah yang Maha Pengasih akan memberikan kesempatan bagi siapa saja yang bertaubat dengan sungguh-sungguh. Mahsyar dan Mansyar seharusnya menjadi pengingat bagi kita untuk terus memperbaiki diri, bukan hanya untuk dunia, tetapi untuk kehidupan yang abadi di akhirat.
Ketika kita merenungkan tentang Mahsyar dan Mansyar, kita harus bertanya pada diri sendiri: “Apakah amal yang telah aku lakukan di dunia ini sudah cukup untuk menyelamatkan diriku di hari pembalasan?”
Waktu kita di dunia terbatas, sementara akhirat adalah kehidupan yang kekal. Karena itu, mari kita manfaatkan waktu yang ada untuk memperbanyak amal saleh, memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama, serta selalu berharap akan ampunan-Nya.
Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya
Pada akhirnya, Mahsyar dan Mansyar mengingatkan kita bahwa hidup ini bukanlah tentang seberapa banyak harta atau jabatan yang kita raih, melainkan tentang bagaimana kita memanfaatkan waktu untuk beramal saleh.
Ketika saatnya tiba, yang akan menemani kita adalah amal perbuatan kita, dan amal itulah yang akan menentukan nasib kita di kehidupan yang abadi. Semoga kita diberikan kekuatan untuk selalu memperbaiki diri dan bertakwa kepada Allah, agar kelak kita meraih kebahagiaan sejati di akhirat.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga