Washington, MINA – Mantan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk entitas Israel, Daniel Kurtzer mengungkapkan, kekuasaan Perdana Menteri Israel Bunjamin Netanyahu tinggal menghitung hari saja.
Dalam sebuah artikel di majalah Amerika Foreign Policy yang terbit Kamis (2/11), Kurtzer menegaskan, Netanyahu memiliki dua pilihan, yang pertama adalah memikul tanggung jawab atas kegagalan politik, intelijen dan operasional yang terjadi setelah operasi “Badai Al-Aqsa” pada 7 Oktober.
Pilihan kedua adalah dia akan dipaksa mundur oleh komite investigasi yang akan diadakan setelah perang.
Diplomat AS, yang juga pernah menjabat sebagai Dubes untuk Mesir ini, percaya Netanyahu mundur segera sebelum dia kehilangan apa yang dia gambarkan sebagai “sedikit rasa hormat yang tersisa.”
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Kurtzer menunjukkan, pejuang perlawanan Hamas secara dramatis meruntuhkan citra Netanyahu yang telah menyebut dirinya sebagai “penjaga Israel yang setia” selama bertahun-tahun di mana ia berada di garis depan.
Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan oleh perlawanan Palestina di permukiman sekitar Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel, termasuk ratusan tentara, dan menangkap lebih dari 230 lainnya.
Banyak kritikan ditujukan pada kepemimpinan militer dan politik di Israel, yang dipimpin oleh Netanyahu. Kritikan kebanyakan memberi tuduhan kelalaian dan juga seruan agar dia segera mundur. (T/B04/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon