Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MAJALANGU DESA SANTRI PENGRAJIN SAPU GLAGAH

Fauziah Al Hakim - Ahad, 1 Februari 2015 - 10:03 WIB

Ahad, 1 Februari 2015 - 10:03 WIB

2552 Views ㅤ

Desa <a href=

Majalangu. (Foto: Fauziah/MINA)" width="300" height="225" />Bagai Desa Majalangu. (Foto: Fauziah/MINA)

Oleh: Rohullah Fauziah Alhakim, Jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Bagaimana kreativitas dan kegiatan ekstra para penuntut ilmu khususnya ulumusys yariyyah (Ilmu-ilmu keagamaan) ?

Untuk itu, kami akan memaparkan desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul,  Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang terkenal dengan sebutan “desa santri” Majalangu,  karena banyaknya madrasah di sana. Desa ini juga terkenal dengan kerajinan Sapu Glagah-nya yang yang dijual sampai jauh ke luar negeri.

Nilai Historis

Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis

Desa Majalangu yang terletak di kawasan perbukitan yang sejuk,damai dan alami di daerah Watukumpul ternyata mempunyai nilai historis yang sangat tinggi.Masih banyak peninggalan sejarah dan budaya di sini.

Suara syahdu lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibaca anak-anak madrasah, setiap hari menggema di desa yang jauh dari pusat kota itu.

Di desa ini banyak madrasah tempat anak-anak yang masih lucu-lucu menuntut ilmu. Menarik pula,  pihak pengelola madrasah tidak memungut biaya dari  para santrinya yang belajar di situ, uang yang diterima hanya yang diberikan  secara sukarela.

Desa Majalangu  merupakan desa yang terkenal sebagai salah satu penghasil kerajinan Sapu Glagah. Sapu ini sangat khas, lantaran terbuat dari bahan yang tidak biasa yakni dari tanaman Glagah. Jika melakukan searching di google, maka akan ditemukan tulisan-tulisan lainnya tentang Sapu Glagah ini.

Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan

Para santri-pun turut serta membuat Sapu Glagah ini di luar jam kegiatan di madrasah, tangan-tangan mungil mereka satu per satu merangkai Sapu Glagah. Ya, berbeda dengan kebanyakan anak-anak di kota yang lebih asyik memainkan stick game,  maka santri-santri muda ini melakukan kegiatan kreatif yang dapat pula menghasilkan reezeki halal.

Sapu Glagah Pertama Di Indonesia

Masyarakat setempat mengatakan, produksi Sapu Glagah di Desa Majalangu adalah yang pertama di Indonesia. Dibuat sebagai industri rumahan di rumah-rumah warga desa, tapi kualitas produk kerajinan ini dinilai sudah berkualitas akspor, sehingga sudah punya nama/brand tersendiri dan masuk Google. Maka penjualan Sapu Glagah tak hanya  merambah ke daerah yang cukup luas khususnya di Kabupaten Pemalang sendiri,  namun ke daertah lain di tanah air seperti Jakarta, Bandung bahkan sudah mulai dijual di luar negeri seperti di Singapura, Malaysia, India, walau masih dalam skala kecil.

Dengan kekhasan dan keunggulan Sapu Glalah maka Pemerintah Kabupaten  Pemalang memberikan dukungan dan perhatian, agar industri kerajinan sapu ini tetap eksis dan berkembang.

Baca Juga: Masa Tenang Pilkada 2024 Dimulai Hari Ahad Ini

Fathurohim (65), salah satu pengrajin Sapu Glagah yang ditemui wartawan MINA. (Foto: Fauziah/MINA)

Fathurohim (65), salah satu pengrajin Sapu Glagah yang ditemui wartawan MINA. (Foto: Fauziah/MINA)

Harga Murah, Kualitas Ekspor

Sapu Glagah terkenal akan kualitasnya dan awet. Juga sapu ini sangat ramah lingkungan lantaran bahan pembuatnya dapat di daur ulang.

Pembuatan Sapu Glagah sendiri sudah dilakukan turun-temurun dari nenek moyang Majalangu. Santri-santri di sana melanjutkan pekerjaan nenek moyang mereka untuk membuat Sapu Glagah.

Fathurohim (65), salah satu pengrajin Sapu Glagah yang ditemui wartawan MINA mengaku dirinya telah menjadi pengrajin Sapu Glagah sejak usia remaja. “Kerajinan Sapu Glagah ini telah dilakukan sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia, sekitar tahun 1940-an,” katanya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Berawan Tebal Akhir Pekan Ini

Komoditas yang satu ini memang menjadi andalan bagi warga untuk mengais rupiah. Sebab sapu ini sangat mudah dijual ke pasaran. Menurut Fathurohim, untuk harganya tak perlu khawatir mahal, karena terjangkau untuk semua kalangan, cukup dengan uang 10 ribu Rupiah saja sudah dapat membawa pulang Sapu Glagah.

“Sapu Glagah ini biasanya dijual dengan harga 10 ribu Rupiah saja,” katanya.

Bagian tanaman Glagah yang dapat dimanfaatkan untuk membikin sapu adalah di bagian bunga dan batangnya.Bunga Glagah yang telah kering dapat dirangkai menjadi mahkota sapu. Pembuatan mahkota sapu dilakukan dengan jalan menjahitnya menggunakan benang nilon ataupun senar.

Sekilas Tentang Desa Majalangu

Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa

Majalangu adalah desa di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Desa Majalangu merupakan bagian dari Kecamatan Watukumpul, yang memiliki luas wilayah mencapai 1192,84 ha dengan jumlah penduduk sekitar 2028 keluarga (Data sensus tahun 2003).

Hampir seluruh penduduk di Kelurahan Majalangu melakukan kegiatan perdagangan, seperti jual beli hasil bumi dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Mereka menggelar lapaknya di pasar Majalangu yang juga merupakan lokasi Terminal Majalangu.

Santri-santri ikut membuat Sapu Glagah di rumah-rumah penduduk. Ada kebanggaan tersendiri dapat melihat hasil kerajinannya dijual di pasar dan dibeli orang untuk dimanfaatkan. Dengan ini pula mereka diajarkan dari kecil untuk juga kreatif, melakukan kegiatan untuk mencari rezeki yang halal. Yang seperti inipun adalah juga ibadah.  (P006/P011-P2)

 

Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum Bebaskan Al-Aqsa

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia