Jakarta, 14 Jumadil Awwal 1437/22 Februari 2016 (MINA) – Majlis Hukama Muslimin, lembaga yang berpusat di Abu Dhabi, mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk menyatukan langkah bersama menghadapi problematika kemanusiaan yang dihadapi kaum Muslimin saat ini.
“Kami mengajak seluruh umat Islam untuk menyatukan langkah menyelesaikan problematika kemanusiaan yang saat ini terjadi di tubuh kaum Muslimin,” kata Sekjen Majlis Hukama Muslimin, Dr. Ali Rashid Al-Nuaimi saat konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (22/2).
Untuk mensukseskan upaya penyatuan itu, ia mengatakan, pihaknya akan segera membuat sebuah program yang akan disosialisasikan ke 16 negara di dunia untuk menjelaskan tentang Islam sebagai umat pertengahan yang mengajarkan tentang negara yang penuh dengan rahmat,
Majlis Hukama Muslimin merupakan lembaga independen internasional yang memiliki tujuan untuk menjauhkan masyarakat Muslim dari konflik dan perpecahan. Majlis Hukama Muslimin terbentuk atas rekomendasi Forum for Promoting in Muslim Societies yang dilaksanakan di Uni Emirat Arab (UEA) pada 9-10 Maret 2014 lalu.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Lebih lanjut, Al-Nuaimi juga mengungkapkan, pihaknya akan segera melakukan konsolidasi antar pemuka agama di beberapa negara, termasuk mempercepat penyelesaian konflik antar agama yang terjadi di Nigeria.
“Kami akan mengadakan pertemuan antar pemuka agama Islam dan Kristen di Nigeria untuk meluruskan pemahaman tentang Islam yang benar. Dan setelahnya, kami juga akan melakukan konsolidasi keagamaan di Paris untuk mewaspadai pemahaman-pemahaman radikal dan ekstrim di sana,” paparnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga akan menindaklanjuti usaha damai di setiap daerah yang terjadi konflik melalui pendekatan keagamaan dan juga akan mengeluarkan sumber referensi untuk dijadikan pedoman umat Islam saat ini dalam menghadapi permasalahan dan jalan keluarnya.
“Dalam waktu dekat, kami akan segera mengeluarkan buku rujukan ditulis langsung oleh Syaikh Agung Ahmad Muhammad Ahmad Al-Thayyeb yang membahas tentang bagaimana menghadapi perbedaan yang akan dicetak dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia,” tuturnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Menanggapi pertanyaan terkait konflik yang terjadi di Suriah, ia menegaskan, Majlis Hukama bukanlah sebuah pergerakan politik tetapi pergerakan pembaharuan keagamaan yang mencerahkan para pemeluk masing-masing agama dalam menghadapi perbedaan dan mengedepankan perdamaian dan kestabilan dengan cara memanggil pemuka masing-masing agama.
“Setiap agama mempunyai ideologi dan penganut, maka perlu ditinjau sejauh mana pergerakan itu berjalan dan memastikan tetap pada ajaran agamanya masing masing. Karena tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan radikal. Dengan begitu, kami di Majlis Hukama bisa membantu pemerintah Suriah juga sekaligus rakyatnya di sana,” pungkasnya. (L/P011/P013-P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain