Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA, Pengasuh Ma’had Nurut Jannah Pandeglang (Manjada) Banten
Di dalam hadits dikatakan :
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Artinya: “Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu ditutup dan setan-setan dibelenggu”. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’Anhu).
Baca Juga: Aksi Kebaikan, Dompet Dhuafa Lampung Tebar 1445 Makanan Berbuka dan Takjil
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan pendapatnya seraya menukil dari Al-Hulaimy, bahwa kemungkinan maksudnya adalah para setan tidak bersungguh-sungguh menggoda kaum Muslimin (pada bulan Ramadhan), sebagaimana yang biasa mereka lakukan pada bulan lainnya, karena kesibukan manusia beribadah.
Para setan dibelenggu juga dapat diartikan bahwa sebagian dari mereka, yaitu dari jenis pembangkang di antara mereka.
Maksud dibelenggu lainnya adalah dibelenggu dengan puasa, karena puasa berfungsi menekan dorongan syahwat, sebagasimana juga bacaan Al-Qur’an dan dzikir yang juga dapat membelenggu setan.
Di dalam Al-Islam Su’al wa Jawab Islamqa, menyebutkan, maksud dibelenggu yaitu sebagai tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadan, agar mereka mengagungkan kesuciannya dan melarang para setan mengganggu orang-orang beriman.
Baca Juga: Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak
Kemungkinan juga maknanya sebagai simbol banyaknya pahala dan pengampunan, dan berkurangnya gangguan setan. Sehingga seakan-akan para setan itu dibelenggu.
Namun mengapa pada bulan Ramadhan, yang katanya setan dibelenggu, masih saja ada di antara orang yang mengaku beragama Islam, tetap berbuat dosa. Seperti masih ada saja yang tidak berpuasa tanpa alasan (tanpa udzur syar’i), masih enggan shalat berjamaah di masjid, belum mau bertadarus Al-Quran. Malah lebih senang melihat aurat baik di medsos maupun saat ngabuburit. Masih menggunjing saudaranya, tidak mau memberi maaf, enggan bersedekah, dan seterusnya.
Itu lebih disebabkan bahwa walaupun para setan telah dibelenggu atau diikat atau paling tidak dibatasi, tapi dalam diri manusia masih terdapat pemicu atau pendorong keburukan lain, yakni nafsu, kebiasaan buruk, dan setan dari jenis manusia (minal jinnati wannaas).
Mayoritas ulama hadits menjelaskan, setan terbelenggu dan terbatasi ruang geraknya oleh orang-orang yang berpuasa, yang senantiasa memenuhi syarat, rukun, dan adab berpuasa.
Baca Juga: Berkah Ramadhan, Wahdah Tebar Paket Sembako
Karena itu, pada bulan suci Ramadan ini marilah kita terus berusaha menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta mengisi hari dan malam Ramadhan dengan amal-amal kebaikan. Sehingga para setan tetap terbelenggu, tidak sempat lagi leluasa menggoda kita dari jalan Allah.
Kita memohon perlindungan kepada Allah agar kita dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk. Aamiin. (A/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Riska Gelar Anjangsana Sosial di Rumah Belajar Merah Putih Cilincing