
Malala Yousafzai dan Kailash Satyarthi. Foto: AFP" width="300" height="168" /> Malala Yousafzai dan Kailash Satyarthi. Foto: AFP
Jakarta, 17 Dzulhijjah 1435/10 Oktober 2014 (MINA) – Dua orang aktivis hak asasi manusia dari Pakistan dan India, yakni Malala Yousafzai dan Kailash Satyarthi, telah dinobatkan sebagai pemenang bersama Nobel Perdamaian 2014.
Keduanya dinyatakan meraih Nobel atas “perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta meningkatkan hak semua anak atas pendidikan,” kata komite penghargaan dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip RT dan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
“Komite Nobel menganggapnya sebagai poin penting bagi seorang Hindu dan Muslim, India dan Pakistan, untuk bergabung memperjuangkan pendidikan dan melawan ekstremisme,” kata Thorbjoern Jagland, Ketua Komite Nobel Norwegia.
Malala Yousafzai (17) ditembak di kepala dua tahun lalu oleh pihak yang diduga Taliban ketika ia sedang dalam perjalanan ke sekolah. Menurut media dia ditargetkan karena aktif memperjuangkan hak perempuan untuk pendidikan.
Baca Juga: India Pertimbangkan Terima Duta Besar Taliban karena Alasan Tiongkok
Malala selamat dari serangan tersebut, dan menjalani perawatan di Inggris. Dia terus bersuara sejak mendapat dukungan dan pujian dari barat, termasuk mendapat undangan bertemu dengan Presiden AS Barack Obama dan istri ke Gedung Putih.
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, menyambut penghargaan Nobel untuk Malala dengan mengatakan gadis tersebut sebagai “kebanggaan Pakistan.”
Malala menjadi pemenang Nobel termuda, melewati ilmuwan Inggris kelahiran Australia Lawrence Bragg, yang menerima Hadiah Nobel untuk Fisika pada usia 25.
Sementara pemenang lainnya Kailash Satyarthi (60), adalah seorang warga India yang aktif memperjuangkan hak-hak anak di negara berkembang itu.
Baca Juga: Puan Maharani Ajak Parlemen Asia Tolak Relokasi Penduduk Gaza
Dia telah aktif berkampanye menentang penggunaan anak sebagai buruh dan pada 1998 memulai sebuah pawai global tahunan menentang praktek itu.
Komite Nobel memuji Satyarthi dan menganggapnya telah “memelihara tradisi Gandhi” dalam kampanye HAM-nya
“Ini suatu kehormatan bagi semua anak-anak yang masih menderita dalam perbudakan, buruh paksa dan perdagangan manusia,” kata Satyarthi.
Malala dan Satyarthi akan menerima hadiah yang bernilai sekitar 1.100.000 dolar AS pada 10 Desember dalam sebuah acara penyerahan Hadiah Nobel 2014 di Oslo, Norwegia.(T/R04/P2)
Baca Juga: Belasan Orang Tewas karena Desak-Desakan di Stasiun New Delhi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Protes Insiden Penembakan WNI oleh Otoritas Malaysia di Komisi HAM ASEAN