Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MALAYSIA BENTUK DEWAN INTERNASIONAL PENDIDIK KEUANGAN SYARIAH

IT MINA - Selasa, 2 September 2014 - 05:41 WIB

Selasa, 2 September 2014 - 05:41 WIB

863 Views

Kuala Lumpur, Ibu kota Malasyia (Foto: mysharing.co)
Kuala Lumpur, Ibu kota <a href=

Malasyia (Foto: mysharing.co)" width="300" height="200" /> Kuala Lumpur, Ibu kota Malasyia (Foto: mysharing.co)

Malasyia, 6 Dzulqa’dah 1435/1 September 2014 (MINA) – Malaysia telah membentuk  International Council of Islamic Finance Educators (ICIFE), yang  bertujuan untuk meningkatkan standar kualitas dan profesionalisme para pendidik keuangan syariah.

Dewan internasional ini dibentuk oleh gugus tugas yang terdiri dari Bank Negara Malaysia, International Islamic University of Malaysia, Kementerian Pendidikan Malaysia, International Centre for Education in Islamic Finance, dan Asian Institute of Finance.

Deputi keuangan syariah Malaysia, Perdana Menteri dan Menteri Pendidikan Malaysia, Muhyiddin Yassin, pun berharap ICIFE dapat terus berkembang di masa mendatang, dengan menjadi organisasi global yang menyediakan kepemimpinan dinamis dengan jaminan dan peningkatan kualitas dalam pendidikan keuangan syariah.

“Kesulitan sebelumnya yang kami hadapi saat tidak memiliki konsensus nasional mengenai kurikulum pendidikan standar keuangan syariah sekarang telah teratasi,” katanya, seperti dilaporkan laman mysahring.co yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Senin (1/9).

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Standar pendidikan keuangan syariah tersebut diakreditasi dan disetujui oleh Malaysian Quality Assurance of Malaysia. Dengan pengembangan keuangan dan perbankan syariah Malaysia yang memasuki usia 30 tahun, Muhyiddin pun mengajak komunitas keuangan syariah global untuk berkolaborasi.

Pada kesempatan terpisah, Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia, Muhammad Ibrahim, menekankan tiga karakteristik sumber daya manusia berkualitas, yaitu dapat memenuhi kebutuhan industri, memiliki ide terobosan yang inovatif dan mampu melihat visi arah industri di masa mendatang, serta memiliki pemahaman konsep dasar dan pengetahuan industri kontemporer yang dapat membawa transformasi industri.

Bank Negara Malaysia memperkirakan sektor keuangan Malaysia membutuhkan sekitar 200 ribu sumber daya manusia hingga 2020. Sampai dengan akhir 2013 lembaga keuangan syariah Malaysia mempekerjakan 17.621 pegawai, atau sekitar 11 persen dari total tenaga kerja di sektor keuangan.

Sertifikasi Dosen Ekonomi Islam

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Sementara, kondisi berbeda dihadapi di Indonesia. Guru Besar Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Suroso Imam Zadjuli, mengatakan kebutuhan akan pengembangan ilmu ekonomi Islam menjadi sesuatu yang penting karena Indonesia akan membutuhkan minimal 75 ribu SDM ekonomi syariah pada 10 tahun mendatang, dengan rincian 5000 doktor, 10 ribu magister, 40 ribu sarjana dan 20 ribu diploma. Jumlah tersebut tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di perguruan tinggi tapi juga di pemerintahan.

”Di Bapeda Provinsi juga diperlukan ahli ekonomi islam jadi kita perlu doktor ekonomi Islam baik yang bergerak di bidang pendidikan, pondok pesantren, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Selain itu atase-atase ekonomi di Timur Tengah dan Eropa itu juga perlu ahli ekonomi Islam,” jelas Suroso.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setidaknya diperlukan waktu 30 tahun jika hanya ada sekitar 10 perguruan tinggi yang mampu mendidik dan meluluskan doktor dalam ilmu ekonomi Islam. Oleh karena itu, ketersediaan tenaga dosen ekonomi Islam harus dipersiapkan. Suroso menuturkan langkah yang disiapkan Universitas Airlangga untuk mengatasi hal itu adalah melalui sertifikasi dosen program studi ekonomi Islam. (T/PO10/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Palestina
Indonesia
MINA Preneur