Yangon, 20 Rabi’ul Awwal 1438/20 Desember 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberi akses bantuan ke daerah konflik di Negara Bagian Rakhine tanpa adanya hambatan.
“Seperti orang lain, kami menyerukan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke daerah-daerah. Masalah yang paling mendesak adalah kondisi kemanusiaan rakyat di daerah bencana,” kata Menteri Anifah yang turut hadir dalam ASEAN Retreat di Yangon bersama sembilan menteri luar negeri lainnya.
Dalam isu kekerasan militer Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Malaysia telah menjadi negara tetangga yang paling keras mengkritik pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Kami mengusulkan agar ASEAN mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan ke Negara Bagian Rakhine, seperti yang kita lakukan selama Cyclone Nargis pada 2008,” kata Anifah, mengacu pada bencana badai terburuk Myanmar yang tercatat dalam sejarah dan menewaskan sedikitnya 22.980 jiwa.
Malaysia sebagai sebuah negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara, kesal terhadap pejabat di Myanmar dengan turunnya Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berpartisipasi dalam aksi protes di Kuala Lumpur pada 4 Desember. Dalam aksi itu, Najib meminta PBB untuk mengakhiri “pembersihan etnis” yang dilakukan militer Myanmar menargetkan Muslim Rohingya di Rakhine.
Anifah mengusulkan agar ASEAN membentuk kelompok ahli yang independen atau orang-orang terkemuka untuk menyelidiki dan memverifikasi situasi di Rakhine, kemudian memberikan rekomendasi kepada Menteri Luar Negeri ASEAN tentang bagaimana situasi di Rakhine harus ditangani.
Dia juga meminta Myanmar untuk menegakkan hak-hak semua orang yang hidup dengan batas-batas negara di bagian barat negara itu. (T/P001/R02)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)