Kuala Lumpur, 17 Rajab 1436/6 Mei 2015 (MINA) – Pemerintah Malaysia membantah jika warganya terlibat dalam sindikat perdagangan Muslim Rohingya dan Bangladesh di sepanjang perbatasan utara dengan Thailand Selatan.
Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan Selasa (5/5) kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), belum ada bukti yang menunjukkan keterlibatan warga Malaysia.
“Kami masih menunggu rincian dari serangan (tuduhan) itu. Sampai ada rincian mencapai kami, kami tidak bisa membuat kesimpulan,” katanya, mengacu tudingan 1 Mei dari otoritas Thailand terkait penemuan sebuah kamp yang mengubur 26 mayat di sebuah hutan terpencil, 300 meter dari perbatasan dengan Malaysia.
“Meskipun terjadi di perbatasan Malaysia-Thailand, kami tidak bisa bebas masuk daerah itu. Ada beberapa pedoman perbatasan yang harus ditaati,” tambahnya.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Tiga pejabat Thailand dan warga Myanmar ditangkap Senin (4/5) karena dicurigai terlibat dalam perdagangan Muslim Rohingya di wilayah selatan.
Media Thailand melaporkan warga Malaysia terlibat dalam penyalahgunaan dan pengurungan minimal 800 orang asing di kamp.
Sementara mantan Ketua Asosiasi Rohingya Thailand, Abdul Kamal, mengatakan kepada Bangkok Post pada Senin, setidaknya ada 60 kamp penahanan di sepanjang perbatasan Thailand-Malaysia, sebagian besar berada di sisi Malaysia.
Malaysia memiliki sejarah panjang pemberian suaka sementara untuk pengungsi dan pencari suaka, khususnya Muslim Rohingya yang dikirim ke pantai Thailand dan kemudian bekerja, dengan cara melintasi perbatasan dalam jumlah ribuan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Saat ini, Malaysia menjadi tuan rumah salah satu pengungsi perkotaan terbesar di dunia.
Pada pertengahan 2014, sekitar 146.020 pengungsi dan pencari suaka telah terdaftar di Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Malaysia, sekitar 135.000 berasal dari Myanmar. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama