Aceh, 2 Sha’ban 1436/20 Mei 2015 (MINA) – Setelah ditolak oleh Angkatan Laut Thailand, perahu yang memuat ratusan pengungsi Rohingya juga ditolak oleh Malaysia pada dua waktu yang berbeda.
Salah satu pengungsi Rohingya mengatakan kepada Al Jazeera di Aceh, Indonesia, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Rabu (20/5), mereka sempat ditahan di bawah todongan senjata oleh keamanan Malaysia, bahkan perahu mereka diancam dibom jika tidak berbalik meninggalkan perairan Negeri Jiran itu.
Sebanyak 374 pengungsi yang mengaku sudah berada di laut sekitar tiga bulan lamanya itu, akhirnya diselamatkan oleh nelayan Aceh Timur, Rabu dini hari.
Saksi warga Aceh mengatakan, banyak pengungsi yang menangis ketika diselamatkan dan berhasil mencapai daratan, kondisi mereka banyak yang sakit dan sangat lemah.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Sekitar 1.500 Muslim Rohingya yang menyelamatkan diri dari penganiayaan di Myanmar dan warga Bangladesh yang berusaha keluar dari kemiskinan, telah tiba di Aceh dalam beberapa hari terakhir, setelah mereka ditinggalkan oleh penyelundup manusia di tengah lautan.
Diperkirakan masih ada ribuan pengungsi lainnya di tengah laut yang ditahan oleh kelompok penyelundup manusia dan mereka yang ditinggalkan terapung oleh awak kapal tanpa bahan bakar dan makanan.
Sementara itu Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla mengatakan, Pemerintah Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan semua opsi bagi para pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh. Tak hanya kelanjutan hidup mereka, Indonesia juga akan mendorong adanya perdamaian atas konflik etnis yang terjadi di Myanmar.
“Semua opsi sedang dipertimbangkan, yang cocok dengan kemanuasiaan apa,” kata Kalla di kantornya, Jakarta, Selasa (19/5).
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Sebagai negara besar, kata Kalla, Indonesia harus ikut serta dalam menyelesaikan masalah kemanuasiaan negara lain.
Indonesia pernah memberikan kemudahan bagi para pengungsi perang Vietnam. Bahkan para pengungsi ditempatkan khusus di Pulau Galang Batam. Mereka menetap tahunan di sana. Menanggapi hal tersebut, Kalla mengaku masih mempertimbangkannya.
“Saya bilang lagi, masih dipertimbangkan semuanya.” (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)