Oleh Bahron Ansori, wartawan Kantor Berita MINA
Malcolm X, yang lahir dengan nama Malcolm Little, adalah seorang tokoh ikonik dalam sejarah Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia dan pejuang keadilan rasial yang gigih memperjuangkan kesetaraan bagi kaum Afrika-Amerika.
Lahir di Omaha, Nebraska pada 19 Mei 1925, Malcolm X dibesarkan dalam masa-masa sulit yang penuh diskriminasi dan rasisme. Sejak muda, ia sudah merasakan pahitnya perlakuan tidak adil karena rasnya. Pengalaman ini kemudian membakar semangatnya untuk memperjuangkan hak-hak kaumnya.
Masa muda Malcolm X diwarnai dengan berbagai peristiwa kelam. Ia pernah keluar dari sekolah, mendekam di penjara, dan kehilangan ayahnya secara tragis. Di penjara pula, ia mulai mengenal ajaran The Nation of Islam, sebuah organisasi yang fokus pada nasionalisme kulit hitam dan Islam.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Setelah keluar dari penjara, Malcolm X menjadi salah satu juru bicara paling terkemuka The Nation of Islam. Ia dikenal dengan pidatonya yang lantang dan penuh semangat, menentang rasisme dan menyerukan perlawanan terhadap penindasan. The Nation of Islam (NOI) adalah sebuah organisasi religius dan politik di Amerika Serikat yang didirikan pada 1930. Organisasi ini memiliki fokus pada diaspora Afrika, khususnya pada komunitas Afrika-Amerika.
Pandangan dan Kontribusinya
Pandangan Malcolm X tentang hak-hak sipil berbeda dengan Martin Luther King Jr. yang lebih menekankan pada non-kekerasan. Malcolm X tidak segan-segan untuk menggunakan kata-kata yang keras dan bahkan menganjurkan perlawanan diri jika diperlukan.
Meskipun begitu, Malcolm X tetap dihormati sebagai salah satu tokoh penting dalam gerakan hak-hak sipil Amerika. Ia telah menginspirasi banyak orang dengan keberanian, tekad, dan komitmennya untuk melawan ketidakadilan.
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Di antara pandangan penting Malcolm X yang bermanfaat bagi afrika antara lain sebagai berikut.
Pertama, Malcolm X telah membangun kesadaran Pan-Afrika dan kebanggaan ras. Malcolm X mendorong persatuan Afrika dan identitas bersama di antara orang Afrika di seluruh dunia. Dia menyerukan perlawanan terhadap penjajahan dan kolonialisme, dan mempromosikan kemandirian dan pembangunan Afrika.
Pandangannya ini masih relevan saat ini, karena Afrika terus bergulat dengan warisan kolonialisme dan berusaha untuk mencapai pembangunan dan persatuan.
Kedua, kebanggaan dan kekuatan budaya kulit hitam. Malcolm X merayakan budaya dan sejarah Afrika-Amerika, dan mendorong orang kulit hitam untuk bangga dengan warisan mereka. Dia menentang stereotip negatif dan menuntut rasa hormat terhadap budaya kulit hitam. Pesan ini masih penting saat ini, karena orang kulit hitam di seluruh dunia terus berjuang melawan rasisme dan diskriminasi.
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia
Ketiga, keadilan sosial dan ekonomi. Malcolm X menuntut keadilan sosial dan ekonomi bagi orang kulit hitam, baik di Amerika maupun di Afrika. Dia berbicara menentang kemiskinan, diskriminasi, dan penindasan. Perjuangan untuk keadilan ini masih berlanjut hingga saat ini, karena banyak orang Afrika masih menghadapi kemiskinan, kelaparan, dan kurangnya akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan.
Kelima, perlawanan terhadap penindasan. Malcolm X adalah seorang pembela perlawanan yang gigih terhadap penindasan dalam segala bentuknya. Dia mendorong orang kulit hitam untuk melawan rasisme, kolonialisme, dan ketidakadilan lainnya. Semangat perlawanan ini masih penting saat ini, karena orang-orang di seluruh Afrika terus berjuang untuk hak dan kebebasan mereka.
Kelima, pentingnya pendidikan. Malcolm X menekankan pentingnya pendidikan bagi orang kulit hitam. Dia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk pemberdayaan dan kemajuan individu dan masyarakat. Pesan ini masih penting saat ini, karena pendidikan masih menjadi kunci untuk keluar dari kemiskinan dan mencapai kesetaraan di Afrika.
Pandangan Malcolm X berkembang selama hidupnya. Dia meninggalkan beberapa keyakinannya di awal, seperti supremasi kulit hitam, dan merangkul pandangan yang lebih universal tentang keadilan dan kesetaraan. Meski begitu, warisan Malcolm X kompleks dan masih diperdebatkan. Namun, tidak diragukan lagi bahwa dia adalah sosok yang berpengaruh dalam gerakan hak-hak sipil dan Pan-Afrika, dan ide-idenya terus menginspirasi orang-orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya
Akhir Hayat
Pada tahun 1964, Malcolm X meninggalkan Nation of Islam dan mendirikan organisasinya sendiri, the Organization of Afro-American Unity. Namun, perjuangannya harus berakhir tragis ketika ia dibunuh di New York City pada 21 Februari 1965.
Meskipun telah tiada, Malcolm X tetap dikenang sebagai salah satu pahlawan hak asasi manusia terbesar di Amerika Serikat. Warisannya terus menginspirasi generasi baru aktivis untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua orang.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia